Orasi Kebangsaaan Dr Salim di Sulsel Tekankan Persatuan Antar Anak Bangsa
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Ketua Majelis Syura DPP PKS Dr Salim Segaf Aljufri jadi narasumber pada dialog kebangsaan yang digelar DPW PKS Sulsel dihari terakhir kunjungannya, yakni Selasa (9/8/2022) di Hotel Claro, Makassar.
Acara dialog kebangsaan itu merupakan rangkaian Program Dr Salim Menyapa Indonesia di Sulawesi Selatan. Tujuannya untuk mengokohkan semangat transformasi dan kolaborasi antar elemen bangsa, untuk menjawab berbagai persoalan negeri dan memajukan Indonesia.
Dr Salim mengatakan bahagia bisa bertemu dan berdialog dengan Gubernur Sulsel, para akademisi, seniman, tokoh lintas agama hingga pengusaha yang kesemuanya adalah elemen bangsa.
Dr Salim menekankan pada 3 hal penting untuk diwujudkan dimana pun berada yaitu, sepakat untuk cinta pada NKRI yang dilandasi dengan kekuatan niat, sepakat menjaga dan mempertahankan NKRI, serta sepakat bersama mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia.
“Ke tiga hal ini harus diwujudkan, apakah kita sebagai eksekutif atau sebagai anggota dewan, atau dimana pun kita berada, apakah sebagai tokoh agama, semua kita harus bersepakat bagaimana kita mewujudkan cita-cita pendiri bangsa,” kata Dr Salim.
Selama 4 hari di Sulsel, Dr Salim mendapat hal luarbiasa berkaitan dengan “local wisdom”, yang merupakan kaya falsafah terutama ketika ia mendapatkan gelar I Waliuddin Karaeng Manaba. Dr Salim mengatakan bersyukur dan bangga membawa gelar itu untuk mewujudkan makna gelar tersebut.
“Saat mendapat gelar tersebut, saya tidak berbangga-bangga, justru banyak muatan lokal di dalamnya perlu digali. Tidak hanya disini, kita pun bisa dapatkan di seluruh negeri. Seperti di Sulteng dengan bahasa Kaili nya yang artinya, jika kamu berbuat baik, kebaikan pula yang akan kamu dapatkan,” bebernya.
Menurutnya ada beberapa ungkapan indah dan mengganggap sebagai obat penenang seperti sipakatau, sipakalebbi, sipakatuo,
sipakainge’. Jika diterjemahkan menjadi saling menghormati, saling menghargai, saling memuliakan, saling mengingatkan yang perlu dipertahankan sehingga bukan retorika semata, namun harus diwujudkan.
Menteri Sosial RI periode 2009-2014 ini menjelaskan setiap pemimpin perlu memosisikan diri sebagai seorang ayah. “Seluruh anak bangsa ini adalah anak kita. Sebagai seorang ayah, tidak akan merasa senang sampai anak-anaknya sejahtera. Setiap anak diarahkan sesuai kondisinya dan jika disanksi, berikan sanksi yang manusiawi sebagai seorang ayah pada anaknya,” ungkapnya.
Dr Salim mengajak semua anak bangsa terus berbuat yang terbaik buat negeri, terus berbuat kebaikan seperti ungkapan “being Indonesia is never ending process” melakukan terus kebaikan dan tidak akan berhenti sebelum masalah selesai.
Bahkan lanjut Dr Salim, pada kehidupan seorang muslim pun dalam Surah Al-Hajj ayat 77, seorang muslim diperintahkan ruku, shalat, dan ibadah yang pada ujung ayat diserukan berbuat kebaikan untuk keuntungan dirinya sendiri.
PKS menekankan 2 hal penting dalam membangun bangsa yaitu transformasi dan kolaborasi. “Kolaborasi dan transformasi menurut saya sangat mudah, asal kita mencari titik temu, tidak menyalahkan satu sama lain. Titik temu jauh lebih baik daripada perbedaan di antara kita meski perbedaan itu pasti terjadi,” ucap Dr Salim.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News