SULSELSATU.com, LUWU TIMUR – Berada di Sulsel yang terkenal sebagai salah satu wilayah lumbung padi nasional, PT Vale Indonesia (Tbk) tidak hanya fokus mencari untung dengan menambang nikel. Perusahaan yang sudah berada di Luwu Timur ini selama 54 tahun juga memberikan perhatian lebih terhadap pertanian sehat ramah lingkungan.
Pertanian sehat ramah lingkungan yang dikembangkan PT Vale adalah menanam padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI) Organik dalam program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB).
Metode SRI Organik masuk dalam program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale. Program yang dikembangkan PT Vale untuk membantu masyarakat ini sudah menjangkau tiga wilayah pemberdayaannya, yaitu Blok Sorowako di Sulsel, Blok Pomalaa Sultra, dan Blok Bahodopi di Sulteng.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Melalui metode organik ini, petani akan diedukasi untuk tidak lagi menggunakan pestisida untuk mengusir hama tetapi dengan memanfaatkan bahan alami. Bahan yang digunakan yaitu daun pepaya dan serikaya yang pahit. Kedua ramuan ini ampuh untuk mengusir hama seperti walangsangit.
Sementara untuk pupuk, petani akan memanfaatkan mikrorganisme lokal (mol) dari daun gamal, rebung, sampai bonggol pisang. Masing-masing memiliki manfaat. Gamal contohnya, membantu menghijaukan daun karena kandungan nitrogennya. Bonggol pisang menambah tunas. Lalu rebung membantu pertumbuhan.
Petani membuat mol dengan mencampurkan bahan utama, seperti gamal, bonggol pisang atau rebung dengan air beras, gula merah, dan bahan tambahan dari air kelapa. Kemudian difermentasikan selama 15 hari.
Baca Juga : PT Vale Indonesia Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Mendukung Transisi Energi Bersih di COP29
“Bahan-bahan alami ini tidak hanya baik untuk padi, tapi juga tanahnya. Karena tak lagi beracun, musuh alami hama, seperti kodok, bisa hidup. Mereka akan memangsa serangga yang jadi hama padi,” beber Ketua Kelompok Karunsie Urako Lestari, Alfrida Podandi saat ditemui media dalam acara Media Visit PT Vale beberapa waktu lalu.
Selain dapat menyehatkan tanah, penggunaan metode pertanian organik ini juga sangat bermanfaat bagi kesehatan, menjaga kualitas air, dan udara jauh lebih sehat.
Metode organik yang diterapkan petani akan meningkatkan kesuburan tanah yang tidak menggunakan kimiawi karena unsur hara di dalamnya dapat hidup dan berkembang. Kualitas air terjaga karena tidak menggunakan bahan kimia, sehingga ketika air hujan turun menuju ke aliran sungai dan tidak akan tercemar.
Baca Juga : PT Vale dan GEM Kolaborasi Strategis Investasi Produksi Nikel Net-Zero, Disaksikan Presiden Prabowo Subianto
Udara jauh lebih baik. Dengan pertanian organik dapat meminimalisir emisi gas karbon karena dapat menampung karbondioksida di dalam tanah. Jelas udara pun jauh lebih bersih dan sehat.
Dalam proses pertaniannya, menanam padi organik jauh berbeda dengan cara nonorganik. Sawah yang menerapkan metode organik, tidak membutuhkan genangan air. Cukup jalan air di pinggiran sawah.
Lalu, untuk benihnya, cukup ditanam selama 7 hari dalam media tanam. Setelah tujuh hari, benih siap ditanam di sawah. Dalam proses penanaman, petani hanya membutuhkan satu benih saja yang ditancapkan dalam tanah dengan jarak masing-masing benih 10-15 sentimeter.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Pendamping dari PT Vale Koko Komamin menambahkan, pertanian padi organik dari tahun ke tahun selalu memberi kabar baik. Baik dari jumlah hasil panen maupun kualitas yang dihasilkan.
Saat ini kata Koko Komamin, tiap hektare lahan padi sudah bisa menghasilkan 6,7 sampai 7,3 ton gabah kering pungut (GKP) organik. Padahal sebelum menerapkan metode organik ini, hanya bisa menghasilkan 3,5 sampai 4 ton GKP.
“Secara kualitas, beras organik setelah melalui lab, tidak hanya 0 residunya, tetapi proteinnya meningkat, namun rendah karbohidrat. Jadi lebih cocok untuk yang mengalami diabetes. Jika dikonsumsi terus menerus juga dapat menyehatkan tubuh,” sambung Komamin.
Baca Juga : PT Vale Indonesia Pakai HVO untuk Operasional Alat Berat
Harga beras organik dijual pada kisaran Rp16 ribu sampai Rp18 per kilogram. Pasar penjualan beras organik pun sudah cukup luas, bahkan hingga luar Sulawesi. Komamin bilang, permintaan beras organik semakin luas dan banyak.
Selain mendampingi pengembangan pertanian organik, PT Vale juga menjadi konsumen tetap dari beras organik ini. PT Vale tiap bulannya mewajibkan karyawan mengonsumsi makanan organik yang tersedia di Kantin Siloku.
Kini, tidak hanya pertanian organik, tetapi juga sudah dikembangkan untuk sayuran dan peternakan ikan organik.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar