Tak Ada Kepastian Penerbangan, Bandara Aroepala Selayar Ditutup
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Masyarakat di Kabupaten Selayar harus kembali bersabar karena Bandara Aroepala yang selama ini sering digunakan sebagai transportasi udara terhenti.
Penyebab bandara itu berhenti beroperasi, disebabkan karena tidak adanya jadwal kepastian penerbangan sehingga masyarakat tak lagi menggunakan moda transportasi tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Arafah, mengakui penutupan, Bandara Aroepala di Selayar tutup karena sudah tidak ada aktivitas penerbangan.
“Sudah tidak ada aktivitas, penyebabnya tidak ada penumpang, rugi. Kami berupaya membangkitkan penumpang, dan sedang mencari solusinya,” sebut Arafah.
Arafah menyatakan jika dalam penerbangan Makassar-Selayar tidak ada subsidi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, Mesdiyono menjelaskan penyebab tutupnya Bandara Aroepala di Selayar, karena sejak bulan Juni lalu tidak ada lagi penerbangan disana.
“Karena tidak ada penumpang dan tidak ada kepastian penerbangan. Jadi selama ini penumpang beli tiket, cancel, akhirnya juga penumpang hilang kepercayaan. Kemudian maskapainya juga merasa bahwa tidak ada lagi penumpang,” jelas Mesdiyono.
Untuk itu, Ia meminta kepada maskapai penerbangan untuk kembali mengatur jadwal, misalnya seminggu dua kali tapi jadwalnya itu pasti.
“Kami berharap harga tiket jangan terlalu jauh, dari seperti sebelumnya. Karena ini juga ada kenaikan avtur, sehingga kami berharap tiket masih dalam keterjangkauan masyarakat,” paparnya.
Lebih jauh, Ia menyatakan telah dilakukan rapat bersama dengan Pemprov Sulsel dan perwakilan maskapai penerbangan. Dan sementara ini sedang dicarikan cara agar ada penumpang ke Selayar.
“Kami pemerintah kabupaten Selayar dan Pemprov Sulsel nanti akan menjamin masalah penumpang. Masalah ketersediaan penumpang. Kemudian pihak maskapai, akan memberikan jaminan kesiapan penerbangan. Tentu ini menjadi rumit, namun kami sepakat mencari solusi agar penerbangan di kabupaten Selayar bisa jalan lagi,”paparnya.
Sementara, itu mengenai harga tiket, Mesdiyono menyebutkan sekitar Rp200 ribu- Rp400 ribu bahkan pernah Rp 1,4 juta, dan ini terlalu mahal dibandingkan mau ke Jakarta atau Surabaya.
“Tentunya ada kenaikan harga BBM, tapi masih bisa dijangkau oleh masyarakat,” jelasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News