SULSELSATU.com – Kehadiran Co-Location Holding Ultra Mikro (UMi) yang disebut Gerai Senyum telah memperkuat literasi dan inklusi layanan jasa keuangan formal di tengah-tengah masyarakat.
Hal itu tak terlepas dari kemudahan, kecepatan, dan kelengkapan akses layanan dari entitas lembaga keuangan holding yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani.
Irda Chairani (38), Penaksir Pegadaian di Gerai Senyum UPC BRI Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara menuturkan pengalamannya terkait efektivitas Holding UMi dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan di sekitar tempatnya bertugas.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
Ibu tiga anak tersebut telah 12 tahun menjadi pegawai di Pegadaian yang kini masuk menjadi salah satu anak usaha dari BRI Group. Awalnya, Irda bertugas di Pegadaian UPC Selayang, Cabang Pancor Batu, Medan, sebagai Pengelola Unit.
Satu bulan sejak Holding UMi resmi beroperasi pada September 2021, Co-Location hadir di daerah tersebut dan Irda menjadi Penaksir Pegadaian di Gerai Senyum UPC BRI Seribu Dolok.
Menurutnya, melalui sinergi ketiga entitas dalam Gerai Senyum, dapat lebih mudah mengedukasi layanan jasa keuangan yang lengkap dan paling sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
“Masyarakat bisa datang ke satu kantor tapi bisa menikmati lebih banyak produk. Jadi, kalau butuh layanan lain bisa selesai di satu tempat dalam waktu lebih cepat. Akses juga menjadi lebih lengkap dan lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah terkait,” ujarnya.
Irda pun bercerita bahwa bertugas di Gerai Senyum lebih menantang. Sebab, dia juga bertugas sebagai kasir dan marketing. Selain itu, pegawai ketiga entitas pun harus beradaptasi dengan tiga budaya kerja perusahaan yang berbeda. Namun hal itu tak lantas menjadi halangan dalam memberikan layanan prima.
Pasalnya sesama pegawai ketiga entitas bisa saling membantu dan menjalin komunikasi yang baik dengan tujuan yang sama, yaitu memasyarakatkan layanan Holding UMi untuk memberdayakan segmen usaha ultra mikro di Tanah Air.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Kontribusi dan Pembangunan bagi Negara
Di sisi lain, Irda juga memiliki harapan agar manfaat Holding UMi kian dirasakan masyarakat sehingga berdampak pada penguatan ketahanan ekonomi nasional dari tataran grass root economy.
Menurutnya, tenaga pemasar dengan visi cross selling bisa terus ditambah sehingga lebih banyak mengedukasi masyarakat terkait produk yang lengkap dan sesuai kebutuhan.
“Nasabah BRI bisa kita rangkul jadi nasabah Pegadaian dan sebaliknya. Dengan menambah jumlah tenaga marketing agar transaksi lebih banyak dan lebih dikenal tentang penggabungan tiga entitas,” ujarnya.
Baca Juga : Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Dia pun berharap, khususnya di daerah, ke depan jaringan internet bisa terus diperkuat sehingga digitalisasi layanan jasa keuangan akan semakin mumpuni dan efektif.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Holding Umi BRI akan terus membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat, terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan. Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal.
“Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group,” ungkap Supari.
Baca Juga : Dirut BRI Dinobatkan Sebagai ”The Best CEO” untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
Supari menambahkan, saat ini, melalui Holding UMi ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, 1.002 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan, tahap pertama proses emporwering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah.
“Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh,” pungkas Supari.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar