Agama Shinto, Kepercayaan Orang Kuno Jepang yang Diceritakan dalam Film Drifting Home

Agama Shinto, Kepercayaan Orang Kuno Jepang yang Diceritakan dalam Film Drifting Home

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Netflix pada 16 September 2022 lalu telah merilis film anime Drifting Home. pada 16 September lalu. Film ini menceritakan sosok tokoh bernama Noppo yang dianggap sebagai perwujudan agama Shinto.

Agama Shinto merupakan agama tradisional Jepang, yang menganggap konsep spritual merupakan dari kehidupan sehari-hari orang Jepang. Di masyarakat Jepang sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang, agama Shinto masih sangat melekat di kehidupan sehari-hari.

Di Jepang terdapat banyak kuil Shinto di mana para penganutnya bisa datang dan berdoa kepada dewa-dewa Shinto

Perlu diketahui, dalam agama Shinto tak ada konsep Tuhan. Mereka percaya adanya dewa dewi, roh, atau kekuatan suci yang mendiami satu tempat.

Konsep Tuhan, yang mereka pahami adalah lewat kekuatan alam, makhluk kabut, dan juga roh orang mati. Mereka juga adalah wujud dari musubi atau energi interkoneksi alam semesta, dan dianggap sebagai teladan dari apa yang harus diperjuangkan umat manusia.

Penganut agama Shinto menganggap bahwa Tuhan ada di mana mana. Mendiami suatu tempat, dan akan menjaga manusia.

Agama Shinto juga percaya bahwa ada gerbang yang memisahkan antara kehidupan suci dan kehidupan duniawi. Konon, jika manusia melewati gerbang itu, tak ada jaminan ia bisa kembali dengan selamat.

Cerita inilah yang diceritakan dalam kisah Noppo di salah satu adegan. Ada lima sekawan yang melewati gerbang ingin ia kembalikan ke dunia manusia dalam keadaan utuh dan selamat.

Dalam agama Shinto ada sebuah ritual di akhir musim Obon (perpaduan kepercayaan Jepang pada arwah leluhur dan kebiasaan Buddhis Jepang untuk menghormati arwah leluhur), yang disebut Toro Nagashi.

Orang Jepang berterima kasih kepada leluhur karena telah mengunjungi dan melindungi. Cara mereka berterima kasih dengan mengirimkan lentera ke sungai atau ke laut bersama persembahan. Lentera dalam ritualnya dinyalakan agar para leluhur dapat dengan mudah menemukan jalan pulang.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga