SULSELSATU.com, Parepare — Festival Salo Karajae yang dilaksanakan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Parepare dinilai berhasil memulihkan ekonomi melalui event wisata yang digelar di kawasan Tonrangeng River Side, selama lima hari lalu.
Berdasarkan data panitia event menyebutkan total transaksi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama festival berlangsung mencapai Rp1,9 miliar.
Tidak hanya itu, telapak kaki pada malam penutupan Festival Salo Karajae mencapai 14.240 orang. Di mana pengunjung laki-laki yang datang berjumlah 5.253 orang, kemudian perempuan 5.832 orang, anak-anak 3.155 orang. Totalnya berjumlah 14.240 orang.
Banyaknya pengunjung yang datang sejalan dengan Teori Telapak Kaki Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe, yakni menghadirkan magnet membuat banyak orang tertarik atau banyak telapak kaki yang datang ke Parepare.
Hal ini diungkap Wakil Wali Kota Parepare, H Pangerang Rahim yang hadir mewakili Wali Kota Parepare, menutup Festival Salo Karajae.
Pangerang Rahim mengemukakan, pemerintah bersama masyarakat menginginkan Parepare bisa lebih dari sekadar kota transit. Namun bisa menjadi kota tujuan atau destinasi dan memiliki magnet, sehingga pengunjung dari luar daerah tertarik untuk datang ke Parepare.
Salah satunya, Festival Salo Karajae yang dapat menarik wisatawan berkunjung di Parepare. Itu menjadikan Parepare dapat dilirik mata dunia. Karena wisatawan mancanegara bisa mengenal lebih jauh potensi wisata di Parepare. “Sehingga program strategis Teori Telapak Kaki Bapak Wali Kota Parepare dapat terus kita terapkan,” harap Pangerang.
Saat pembukaan festival, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menekankan, Festival Salo Karajae yang masuk Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf RI, dapat mendorong pemulihan ekonomi, lokomotif ekonomi akan tumbuh dan pariwisata akan tumbuh. “Pariwisata akan membawa angin segar dalam menggerakkan roda ekonomi Kota Parepare,” tegas Wali Kota Parepare dua periode ini.
Festival Salo Karajae tahun ini diramaikan oleh beragam kegiatan unik, menarik, dan kreatif. Kegiatan itu antara lain, Salo Karajae Water Projection Mapping, pesta kembang api, lomba perahu hias, lomba nyanyi lagu daerah, tari kreasi, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya.
Termasuk ada yang unik yakni festival mallipa dan lomba tari mappadendang yang mengharuskan para pengunjung festival memakai sarung (lipa).
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar