Logo Sulselsatu

Hadapi Tantangan Ekonomi, BRI Siapkan 4 Skenario Mitigasi Risiko dan Strategi

Asrul
Asrul

Rabu, 26 Oktober 2022 13:20

Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, Rabu (27/10/2021). Ist
Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, Rabu (27/10/2021). Ist

SULSELSATU.com – Tantangan kondisi perekonomian saat ini terbesar datang dari eksternal, terutama inflasi yang sangat tinggi dan direspons oleh berbagai bank sentral dengan cara meningkatkan suku bunga.

Selain itu, tantangan juga datang dari konflik Ukraina dan Rusia yang memicu dan mengakibatkan adanya krisis pangan dan energi. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam diskusi daring Capital Market Summit & Expo 2022.

Sunarso menjelaskan bahwa untuk menghadapi situasi ekonomi saat ini karena tantangan-tantangan kedepan, pihaknya telah memetakan kondisi melalui empat matriks yang menjadi dasar antisipasi atau mitigasi risiko.

Baca Juga : Dorong UMKM Go Global, BRI Bawa UMKM Binaan Ikuti Pameran Internasional FHA-Food & Beverage 2025 di Singapura

Kondisi Pertama, adalah ekonomi pulih, inflasi naik dan kualitas kredit memburuk. Pada kondisi tersebut mitigasi yang BRI lakukan diantaranya mempercepat proses write-offs agar recovery rate yang lebih tinggi, serta mempertahankan coverage ratio yang besar.

“Oleh karenanya BRI menyediakan coverage ratio terhadap NPL yang mencapai 266%, angka tersebut lebih dari cukup. Maka jika terjadi pemburukan situasi, maka BRI aman, dan nasabah juga aman. Kemudian tumbuh secara selektif, dengan pemantuan kualitas pinjaman yang intensif,” katanya.

Kedua, kondisi ekonomi membaik dengan inflasi terkendali dibarengi kualitas kredit membaik. Maka, langkah yang diambil adalah mempercepat proses write-offs supaya mendapat recovery rate yang lebih tinggi. Namun menurunkan coverage ratio, mengurangi bantalan untuk tumbuh.

Baca Juga : Proaktif Dalam Pelayanan Haji, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025

Kemudian melakukan enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk dan kemudian Loan Portofolio Guideline (LPG) yang dikendorkan sehingga kredit dapat dipacu untuk lebihi cepat tumbuh.

Ketiga, kondisi ekonomi tetap stagnan namun inflasi tetap terkendali dengan kualitas kredit membaik. Strategi yang diambil adalah tumbuh secara selektif dengan melonggarkan sedikit Loan Portofolio Guideline (LPG) menjadi moderat.

Hal ini mempertahankan coverage ratio yang tinggi untuk bantalan dan melakukan simulasi stress-test untuk memastikan bisnis BRI aman. Keempat, apabila yang paling buruk adalah ekonomi tetap stagnan dengan inflasi yang naik serta kualitas pinjaman memburuk.

Baca Juga : Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Menjadi Ketua Umum PERBANAS Periode 2024–2028

“Maka strategi kami tumbuh secara terbatas, pengaturan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang lebih ketat, mempertahankan coverage ratio yang tinggi. Itulah kira-kira 4 matriks kemungkinan kondisi ekonomi yang mungkin terjadi kedepan,” jelasnya.

3 Kunci Pertumbuhan BRI

Ditengah tantangan ekonomi global saat ini BRI optimistis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan fokus kepada UMKM yang sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja. Seperti diketahui, kondisi perekonomian global dan nasional masih dibayangi tantangan, bahkan dihadapkan dengan ancaman resesi.

Baca Juga : Optimis Terhadap Keberlanjutan Kinerja Jangka Panjang, BRI Siapkan Dana Rp3 triliun untuk Buyback Saham

Oleh karenanya, BRI terus berperan aktif menciptakan kinerja positif melalui tiga strategi yang menjadi syarat utama pertumbuhan.

“Maka, untuk tumbuh syaratnya ada tiga. Pertama, sumber pertumbuhannya jelas dan dipersiapkan untuk saat ini dan jangka panjang,” ujar Sunarso.

Sebagai sumber pertumbuhan baru, BRI sendiri sudah masuk ke segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang resmi terbentuk sejak September 2021 bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atas inisiasi Kementerian BUMN.

Baca Juga : Pemberdayaan BRI Berhasil Buat Pengusaha Kue Ini Semakin Berkembang

Kedua, adanya kecukupan modal. Sunarso menyebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang dimiliki BRI mencapai 25%.

“Cukup untuk tumbuh selama 4 tahun ke depan, maka labanya berapapun, tidak ada alasan untuk menahan laba menjadi modal. Jadi layak dibagikan, karena itu cukup,” kata Sunarso menegaskan.

“Ketiga, likuiditas yang melimpah, dimana saat ini rasio LDR nasional masih berada dilevel 82% persen,” jelasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Sulsel16 April 2025 17:37
Wali Kota Parepare Tasming Hamid Gagas Aplikasi Terpadu untuk Permudah Layanan Masyarakat
SULSELSATU.com, PAREPARE – Wali Kota Parepare, Tasming Hamid, menggelar rapat koordinasi bersama jajaran civitas akademika Institut Teknologi Ha...
Video16 April 2025 16:03
VIDEO: Warga Masih Temukan Jukir Liar di Indomaret Andi Djemma, Meski Sudah Ditertibkan
SULSELSATU.com – Tim Reaksi Cepat (TRC) Perumda Parkir Kota Makassar melakukan penertiban terhadap juru parkir (jukir) liar . Penertiban tersebut tu...
Video16 April 2025 14:32
VIDEO: Uang Berserakan di Tengah Jalan, Warga Ramai-Ramai Bantu Kumpulkan
SULSELSATU.com – Sebuah video memperlihatkan sejumlah uang berserakan di tengah jalan raya. Peristiwa tersebut terjadi di Balangan, Banjarmasin....
Berita Utama16 April 2025 13:20
Pemkab Jeneponto Gelar Musrenbang RKPD 2026, Bupati Paris Yasir Ajak Satukan Visi Bangun Daerah
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Pemerintah Kabupaten Jeneponto menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana...