SULSELSATU.com, MAKASSAR – Panitia Kerja (Panja) Komisi VII DPR RI mengapresiasi dan mendukung komitmen PT Vale dalam mendorong hilirisasi di sektor pertambangan.
Dukungan tersebut terungkap dalam kunjungan kerja yang dilakukan Panja Komisi VII areal operasional PT Vale di Pulau Sambalagi, Morowali, Kamis (17/11/2022).
Kedatangan tim Panja Komisi VII dipimpin oleh Lamhot Sinaga dan diterima jajaran manajemen PT Vale mulai Presiden Direktur PT Vale Febriany Eddy, Wakil Presiden Direktur Adriansyah Chaniago, serta hadir pula Sekda Morowali Yusman Mahmud sebagai perwakilan Bupati Morowali.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Dalam kunjungan tersebut, Lamhot Sinaga mengatakan pembangunan smelter di Sambalagi harus didukung karena akan memberikan dampak positif bagi masyarakat karena adanya penyerapan tenaga kerja hingga 60 ribu. Tenaga kerja ini utamanya masyarakat lokal.
Untuk itu, dia menyampaikan dukungannya pada PT Vale yang begitu serius dalam melakukan hilirisasi nikel dengan smelter yang akan dibangun di Sambalagi.
“smelter yang akan dibangun ini merupakan smelter yang green energi. Kami di Komisi VII sangat mendukung itu. Sebab kita akan masuk dalam transisi energi pada tahun 2050, untuk itu semua smelter kami dorong menjadi green energi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, (21/11/2022).
Baca Juga : PT Vale Indonesia Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Mendukung Transisi Energi Bersih di COP29
Ia juga mengungkapkan rasa syukur atas keseriusan PT Vale membangun smelter yang green energi.
Lebih lanjut, Lamhot Sinaga menuturkan, berdasarkan informasi dari Pemkab Morowali jika kehadiran smelter mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di Morowali. Hal ini tentu berbeda dari informasi yang selama ini diperolehnya.
Anggota Panja lainnya, Rusda Mahmud berharap kehadiran PT Vale dapat mewujudkan komitmennya pertambangan berkelanjutan, salah satunya menurunkan emisi karbon yang sejalan dengan program pemerintah menurunkan emisi karbon 31,89 persen di 2030.
Baca Juga : PT Vale dan GEM Kolaborasi Strategis Investasi Produksi Nikel Net-Zero, Disaksikan Presiden Prabowo Subianto
Senada dengan Rusda, Anggota Komisi VII Abdul Kadir Karding juga
mengapresiasi PT Vale yang tetap berusaha menjaga lingkungan. Selain itu, diharapkan PT Vale juga sejalan dengan program pemerintah, yaitu hilirisasi. Sebab katanya, sepanjang sebuah perusahaan mendukung program pemerintah maka wajib didukung.
“Tapi pada intinya kehadiran kami ingin melihat lebih dekat PT Vale, dan sejauh ini PT Vale sangat bagus dan diharapkan terus berkomitmen agar mensejahterakan daerah, masyarakat dan paling penting komitmennya terhadap lingkungan,” jelas Abdul Kadir.
Sementara itu, Sekda Morowali Yusman Mahbub mewakili Bupati Morowali mengungkapkan hadirnya perusahaan tambang di Morowali harus didukung. Salah satunya PT Vale karena dampaknya sangat dirasakan masyarakat dari sisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali yang masuk dalam empat daerah pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, yaitu 28,93 persen.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Ia menjelaskan, target investasi di Sulteng tahun 2023 sebesar Rp53 triliun dan sekarang melewati target yaitu Rp73 triliun. Dan capaian investasi di Morowali sebesar Rp32 triliun.
“Morowali menjadi terkenal karena investasi yang baik. Saya ingin menyampaikan bahwa investasi yang benar kami dukung sementara investasi yang tidak sesuai aturan kami tolak. Pemerintah Morowali sangat mendukung kehadiran PT Vale di Morowali, investasi yang baik dan benar kami dukung demi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, CEO PT Vale Febriany Eddy memaparkan pembangunan smelter di Sambalagi menggunakan teknologi Rotary Klin and Electric Furnance (RKEF) sesuai komitmen PT Vale menurunkan emisi karbon.
Baca Juga : PT Vale Indonesia Pakai HVO untuk Operasional Alat Berat
PT Vale bersama Xinhai dan Baowu Tisco sepakat tidak menggunakan batu bara. Selain itu teknologi tanur listriknya unik karena panas dari tungku ini akan di-recycle dipakai mengeringkan bijih nikel.
“Sehingga nanti pabrik di Sambalagi ini akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menggunakan gas dan karbon intensitas terendah kedua setelah yang di Sorowako,” jelasnya.
Komitmen good mining practices jelas Febriany tidak hanya di Sambalagi, tapi juga akan diterapkan pada pembangunan smelter di Pomalaa yang menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk mengolah bijih nikel.
“Komitmen keberlanjutan terutama rendah karbon akan dilaksanakan juga di proyek Pomalaa,” jelasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar