SULSELSATU.com, MAKASSAR – Unicef bersama Yayasan Gaya Celebes dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar menginisiasi program My Village My Home. Program ini menjadi alat screnning imunisasi pada anak usia dini.
elalui program My Village My Home, Unicef dan Dinkes Kota Makassar mengharapkan tercipta pemahaman yang setara antara stakeholder dalam implementasi kegiatan imunisasi, khususnya PAUD dan catch-up.
Health Specialist Unicef-Field Office Makassar (Sulawesi–Maluku), Badwi M Amin, mengatakan, Unicef fokus kepada 10 sekolah yang ada di Kota Makassar.
Baca Juga : Danny Pomanto Ubah Kontainer Jadi Posko Program Jagai Anakta Kolaborasi Bersama UNICEF
“My Village My Home ini kan sebenarnya program pemberdayaan. Kita mau supaya bukan cuman orang kesehatan yang tahu apa itu pentingnya imunisasi. My Village My Home ini melibatkan semua pihak mulai dari orang tuanya, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kader-kader termasuk misalnya guru TK dan guru PAUD,” ujar Badwi, Selasa, 29 November 2022.
Badwi menambahkan, semua punya potensi untuk melihat secara kasat mata siapa anak diantara peserta didiknya yang sudah lengkap imunisasinya, siapa yang tidak.
“Kalau dengan buku itu kan cuma orang tua dan petugas kesehatan yang bisa lihat. Nah dengan adanya pendekatan screening ini, orang lain bisa melihat bahwa siapa anak yang berpotensi untuk melemahkan pondasi rumah kita atau kampung kita atau kelurahan kita,” terangnya.
Baca Juga : Mafindo dan UNICEF Gelar Diskusi Penanganan Hoaks Isu Kesehatan di Makassar
Ia mengungkapkan, atas arahan Dinas Pendidikan Sulsel dan Bappelitbangda, 10 sekolah di Kota Makassar yang menjadi piloting area. Program ini bukan hanya program kesehatan, tapi program terintegrasi dengan pendidikan, penguatan pendidikan, pengetahuan air bersih, gizi, serta perlindungan anak termasuk di dalamnya.
Sementara itu, Kepala Bidang P2P Dinkes Makassar, dr Nani, mengatakan, meskipun capaian imunisasi di Makassar sudah baik, tetapi pihaknya ingin melakukan pendekatan berbasis sekolah. Ia berharap, setelah sukses melaksanakan di 10 sekolah, program ini bisa direplikasi di sekolah lainnya yang ada di Makassar.
“Memang selama ini Dinas Kesehatan sudah sering menghayo-hayo sekolah, tapi respon dari pihak sekolah sendiri, bermacam-macam. Ada yang menerima, ada yang menerima dengan syarat maksudnya harus kita edukasi lagi kembali. Karena yah kembali lagi, masih ada sekolah atau mungkin orang tua yang menganggap vaksinasi ini boleh atau tidak perlu,” jelasnya.
Baca Juga : Usaha Dinkes Kota Makassar Tingkatkan Imunisasi Anak Antar Wali Kota Makassar Raih Penghatgaan BIAN 2022
Ia menambahkan, hak sehat anak tidak hanya menjadi tanggung jawab bagi tenaga kesehatan saja. Harus ada kesamaan persepsi di antara stakeholder, khususnya tentang imunisasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar