SULSELSATU com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto akan menerapkan satu anak tiga tanaman. Hal tersebut untuk mengintegrasikan program prioritasnya, Lorong Wisata (Longwis) dengan revolusi pendidikan.
Dari kombinasikan tersebut akan menerapkan sistem smart city farming berbasis Artificial Intelligence (AI) melalui modernizing cities melalui Longwis. Hal tersebut bertujuan untuk menekankan sisi edukatif bagi siswa agar generasi muda Makassar sadar akan pelestarian lingkungan.
“Saya ingin menekankan konsep knowledge atau pengetahuan bagi generasi penerus. Kami mau program ini diterapkan di sekolah-sekolah agar generasi pelanjut kita tahu, paham. Khususnya emisi gas karbon yang dapat ditekan dengan adanya lorong wisata; garden alleys,” kata Danny dalam pertemuan lanjutan dengan National Science Foundation United States of America (NSF USA), Senin, (26/12/2022).
Baca Juga : Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
Selain itu, Danny Pomanto juga mengungkapkan bahwa tujuan utama dari Longwis bukan sekadar untuk pangan dan ekonomi masyarakat. Tetapi, untuk mereduksi zat karbondioksida sehingga membantu menurunkan emisi karbon atau pemanasan global.
Hal inilah kata Danny, harus diketahui oleh generasi muda Makassar.
“Siswa kita harus tahu. Makanya kami butuh dukungan dari NSF. Kita sudah punya program masing-masing siswa harus memiliki tiga pohon sehingga sangat tepat untuk mengkombinasikan program ini dengan program lorong wisata,” tekannya.
Baca Juga : Danny Pomanto Bakal Sidak Seluruh Lurah, RT/RW, Tegaskan Netralitas di Pemilu
Perwakilan NSF Wangda Zuo mendukung penuh upaya Pemkot Makassar tersebut, Dia menilai kombinasi itu penting dan perlu menjadi bagian dari pelajaran bagi guru juga siswa.
Wangda Zou pun menggarisbawahi bahwa dalam upaya tersebut, Pemkot harus adakan kompetisi antar lorong sehingga mereka termotivasi menjadi yang terbaik.
Sejauh ini, tercatat NSF sudah bekerjasama dan membantu program longwis dari sisi ketahanan pangannya, mengkondisikan lingkungan yang ramah lingkungan dengan menghasilkan udara yang baik.
Baca Juga : Hari Pertama Aktif Jadi Wali Kota Pascacuti, Danny Gelar Salat Subuh Berjamaah: Jaga Kota, Jaga Demokrasi
Bantuan itu seperti menerapkan alat sensor udara yang sudah beroperasi di beberapa lorong di Makassar, seperti lorong di Bara-Baraya KWT Anggrek, Kecamatan Makassar, dan lorong di Kompleks Perumahan Karmila di KWT Dewi Sari, Kecamatan Tamalanrea.
Tujuannya untuk mengukur cuaca, tingkat kelembapan, dan indeks panas. Selanjutnya, akan mengukur kadar polusi udara, yakni sulfur dioksida dan karbon monoksida, partikel PM 2,5 dan PM 10.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar