Akibat Angin Puting Beliung dan Pohon Tumbang, BPBD Makassar Mencatat 77 Bangunan Rusak

Akibat Angin Puting Beliung dan Pohon Tumbang, BPBD Makassar Mencatat 77 Bangunan Rusak

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mencatat sebanyak 77 bangunan warga yang diterjang angin puting beliung dan ditimpa pohon di lima kecamatan.

Lima kecamatan tersebut diantaranya, Kecamatan Bontoala 12 rumah, Tamalanrea tujuh rumah, Ujung Tanah tujuh rumah, Rappocini lima rumah dan Panakkukang 40 rumah.

“Tercatat ada 77 rumah rusak terdampak hingga hari ini, itu karena puting beliung dan pohon tumbang,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin, Rabu, (4/1/2022).

Dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan logistik dan material bangunan berupa balok, tripleks, paku dan seng untuk warga terdampak bencana angin puting beliung.

“Bantuan kedaruratan sudah mulai didistribusikan dengan prioritas kondisi rusak berat,” ujarnya.

“Kami melakukan upaya pemenuhan kebutuhan dasar untuk korban terdampak pohon tumbang dan penyintas banjir dalam bentuk pangan sandang, air dan sanitasi serta layanan 8 kesehatan telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar melalui OPD TNI/Polri dan dukungan relawan dan organisasi sosial lainnya,” lanjutnya.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana banjir dan angin puting beliung.

“Waspada banjir disertai angin kencang khusus bagi Kota Makassar baik di pulau juga untuk memperhatikan struktur bangunan rumahnya. Seperti seng, balok dan lain-lain sehingga tidak terbawa oleh angin kencang,” imbau Hendra.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, juga telah mengeluarkan peringatan untuk enam hari ke depan, yakni 3-9 Januari 2023 mendatang.

Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet menyatakan, kondisi cuaca beberapa hari terakhir umumnya cerah berawan.

Meskipun demikian, dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulsel.

Ini akibat terdapat pertemuan arus angin (konvergensi) di sekitar Sulawesi Selatan menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Model cuaca menunjukkan kelembapan udara lapisan atas hingga ketinggian 700 mb dalam kondisi basah (70-100 persen).

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga