SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto tetap konsisten dengan pendiriannya menolak pembangunan rel Kereta Api (KA) model at grade (menyentuh tanah) di Makassar.
Penolakan tersebut sebagai upaya Danny Pomanto untuk melindungi masyarakat Makassar dari banjir.
“Belumpi masuk Makassar sudah banjirmi jalan tol sama bandara. Coba mi cek kenapa baru kali ini bandara dan jalan tol banjir, saya tidak mau duga apa-apa. Coba cek kenapa. Karena setelah ada itu barang. Apalagi kalau masukmi di Makassar. Liatmi,” ujar Danny.
Baca Juga : Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
Danny Pomanto sendiri sejak awal menyarankan agar rel kereta api yang akan dibangun di Makassar menggunakan model elevated atau layang. Hal itu ditentang oleh pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu alasannya karena biaya yang mahal.
Padahal kata Danny, sejak awal perencanaan proyek sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) menggunakan konsep elevated.
“Dulu itu elevated, dulu itu Amdal-nya elevated. Makanya saya minta, mana Amdal-nya, tidak pernah dikasi liat. Dari dulu itu elevated, saya tau bahwa saya itu orang yang lama mengingat. Dulu di (hotel) Claro itu Amdal-nya elevated masuk di Makassar,” terangnya.
Baca Juga : Danny Pomanto Bakal Sidak Seluruh Lurah, RT/RW, Tegaskan Netralitas di Pemilu
Sejak dicanangkannya proyek strategis nasional itu, Danny bilang Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tidak pernah sama sekali diberikan laporan terkait perkembangan pembangunan.
“Saya tidak pernah dilaporin, sebelumnya dari perencanaan itu nda pernah dilapori kita,” ungkapnya.
Saat ini, Kereta Api itu sudah beroperasi sepanjang 84 kilometer, melintasi Stasiun Mandai Maros hingga Stasiun Garongkong Barru. Rute ini melewati total 10 stasiun.
Baca Juga : Hari Pertama Aktif Jadi Wali Kota Pascacuti, Danny Gelar Salat Subuh Berjamaah: Jaga Kota, Jaga Demokrasi
Untuk pembangunan rel Maros-Makassar sendiri, hingga saat ini masih berkutat soal pembebasan lahan. Namun dampaknya kata Danny sudah berasa, ia menyinggung banjir yang merendam jalan tol dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada November 2022.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar