SULSELSATU.com – Bangunan peninggalan Romawi masih bisa berdiri bahkan sampai 2.000 tahun. Sebut saja Pantheon dan Colosseum. Bangunan ini bertahan lintas milenium dengan kerusakan yang sangat sedikit.
Bahkan ilmuwan modern tidak bisa memahami sepenuhnya bagaimana konstruksi Romawi bisa bertahan lintas milenia. Namun penemuan terbaru mengungkap sedikit tabir tukang Romawi Kuno ini.
Penelitian oleh ilmuwan dari AS, Inggris, dan Swiss menganalisa bongkahan di situs arkeologi Privernum dekat Roma. Sampel beton tersebut dianalisa menggunakan raman spectroscopy dan energy dispersive spectroscopy (EDS).
Baca Juga : Sarapan Jadi Salah Satu Kunci Agar Berumur Panjang
Mereka menemukan bahwa dahulu tukang Romawi menggunakan teknik khusus dalam membentuk adonan. Sebelumnya ada argumen bahwa kuncinya adalah adonan semen dengan campuran debu lava.
Menurut penemuan Admir Masic, seorang insinyur lingkungan di MIT, telah mempelajari beton Romawi kuno selama beberapa tahun. Namun, masih ada senyawa yang tidak bisa dijelaskan di campuran beton tersebut.
Senyawa tersebut adalah bahan berwarna putih yang disebut sebagai lime clasts yang sempat dikira adalah hasil adonan yang tidak bersih. Namun setelah diteliti, ternyata lime clast inilah yang membuat kokoh beton Romawi Kuno.
Baca Juga : Penelitian di China Sebut AI Dapat Prediksi Gempa Bumi dengan Akurasi 70 Persen
Lime clast ini terbuat dari kalsium karbonat, hanya terbentuk dalam temperature tinggi. Ilmuwan pada makalah yang terbit di jurnal Science Advance per 6 Januari 2023 tersebut menyebut prosesnya sebagai adonan panas, di mana semen dan bahan adonan beton dicampur dan temperatur tinggi.
“Manfaat pencampuran panas ada dua,” kata ujar Admir Masic, yang dikutip dari kumparan, Rabu, (11/1/2023).
“Pertama, ketika keseluruhan beton dipanaskan hingga suhu tinggi, hal itu memungkinkan proses kimiawi yang tidak mungkin terjadi jika Anda hanya menggunakan kapur mati, menghasilkan senyawa terkait suhu tinggi yang tidak akan terbentuk jika dilakukan tidak (dalam suhu tinggi),” lanjutnya.
Baca Juga : Perusahaan Milik Elon Musk Bakal Uji Coba Implan Otak untuk Pengobatan Penderita Autisme
Kedua, peningkatan suhu ini secara signifikan mengurangi waktu pengerasan karena semua reaksi dipercepat, memungkinkan konstruksi yang jauh lebih cepat.
Punya kemampuan menambal retakan
Salah satu penyebab mengapa beton Romawi tahan lama adalah kemampuan pemulihan otomatis.
Baca Juga : Tahukah Anda, Penelitian Menunjukkan Komsumsi Kentang Goreng Berlebih Dapat Meningkatkan Depresi
Senyawa kalsium karbonat lime calst ketika terekspos dengan air akan terurai, yang mengisi celah retakan. Senyawa ini kemudian mengkristal dan mengikat satu sama lain, menyembunyikan retakan yang muncul.
Masic dan kolega menemukan bahwa adonan yang sama digunakan di konstruksi Romawi Kuno lainnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar