SULSELSATU.COM, MAKASSAR – Kasus penculikan dan pembunuhan anak 11 tahun di Makassar adalah contoh efek buruk gadget.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar (DP3A) Achi Soleman mengatakan, bahwa pelaku terinspirasi dari tontonannya.
Baca juga: Keluarga Penculikan dan Pembunuhan Anak 11 Tahun di Makassar Trauma Berat
Baca Juga : Keluarga Penculikan dan Pembunuhan Anak 11 Tahun di Makassar Trauma Berat
“Kalau saya lihat mereka ini kan punya gadget masing-masing. Mereka dalam baket (bahan keterangan) itu, terinspirasi dari pemberitaan yang menjual organ tubuh yang menjanjikan uang banyak, bisa jadi itu menjadi acuan juga buat anak-anak melakukan pembunuhan,” kata Achi.
Selain itu, dari cara pelaku dalam melancarkan aksinya, sangat rapi dan mirip adegan film dan seperti kekerasan yang ada di permainan gawai.
“Kalau kita lihat, Pertamanya kan mereka ini mulanya membujuk, lalu tiba-tiba dicekik dari belakang. Terus itu kan model-model film, model-model tontonan. Model-model gadget, model-model game,” bebernya.
Baca Juga : DP3A Catat 15 Kasus KDRT Selama PSBB Makassar
Achi mengatakan, bahwa orangtua sangat berperan penting dalam membatasi anak dalam menggunakan gawai.
“Anak-anak baca berita di manapun, bayangkan kalau arus informasinya 24 jam, counternya dari mana, dari keluarga. Kalau bukan dari keluarga itu memang agak susah,” lanjutnya.
Agar kejadian tidak berulang, DP3A akan tetap mendorong pola pengasuh yang positif terhadap anak.
Baca Juga : Ini Sejumlah Faktor Tingginya Kekerasan Terhadap Anak Versi DP3A Makassar
“Kita tetap mendorong yang namanya pengasuhan positif untuk keluarga. Kami lagi di UPT juga sedang melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan, baik itu fisik maupun psikos. Karena semuanya bermula dari bentuk kekerasanji sebenarnya”ungkapnya.
Sebelumnya, seorang anak laki-laki berinisial FS (11) menjadi korban pembunuhan.
FS diculik dan dibunuh oleh dua orang remaja bernama AD (17) dan MF (14).
Baca Juga : Kekerasan Terrhadap Anak, DP3A Makassar: Awal Tahun Sudah Enam Kasus
Korban ditemukan sudah meninggal dunia di Waduk Nipa-Nipa, Maros.
Kedua pelaku melancarkan aksinya untuk menjual organ dalam korban di salah satu situs online.
(*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar