SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sejumlah bahan pokok di pasar m engalami kenaikan harga. Kenaikan harga ini bahkan ada yang meningkat hingga 100 persen, seperti brokoli. Pemicu utama karena musin hujan.
Bahan pokok yang kompak mengalami kenaikan pada musim hujan ini adalah sayur-mayur. Diantaranya seperti, bayam, kangkung, kentang, wortel, kok, kembang kol, dan brokoli.
Semua jenis sayuran tersebut adalah bahan yang sangat rentang rusak disaat musim hujan sehingga memicu kenaikan harga yang cukup signifikan. Seperti bayam, kangkung, kentang, naik harga hingga 50 persen.
Baca Juga : Simak Tips Berkendara dengan Sepeda Motor saat Hujan
Owner Pasar Online Makassar Komang Ayu mengatakan, harga sayur saat ini sangat mahal. Jauh sebelum tahun baru. Desember harganya kebanyakan masih normal, tapi setelah tahun baru sejumlah bahan naik harga.
“Bayam, kangkung mahal karena musim hujan. Tanah lembab dan gampang busuk. Wortel, kentang, kol, kembang kol, dan brokoli juga begitu. Sangat terasa kenaikan harganya,” katanya kepada Sulselsatu.com, Selasa (17/1/2023).
Ia menjelaskan, memang disaat musim hujan sejumlah bahan pokok di pasar pasti naik. Cuaca buruk menjadi alasan utamanya. Semuanya terdampak.
Baca Juga : Interaksi Lebih Dekat dengan Pelanggan IM3 Hadirkan Pasar Ramadan IM3 2023
Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu pedagang di pasar tradisional Taipale’leng di Kabupaten Gowa, Daeng Karra. Bayam dan kangkung mengalami kenaikan harga, ketersediaan bahannya pun terbatas.
“Iya mahal karena musim hujan. Karena daung dan batangnya gampang rusak kalau hujan terus,” katanya saat ditemui Sulselsatu.com.
Sementara itu, Saharia (45) juga sangat merasakan dampak dari musim hujan yang menjadi penyebab kesulitan mendapatkan bahan yang masih bagus dan segar dengan harga murah.
Baca Juga : Dukung Teori Telapak Kaki Taufan Pawe, Pasar Ramadan Parepare Resmi Dibuka
“Semua sayur-sayur ini susah dan harganya juga sangat mahal dari sebelumnya. Sekarang kalau beli Rp5 ribu hanya bisa dapat dua ikat kecil, padahal sebelumnya bisa dapat tiga ikat,” ujarnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar