Pemkot Gandeng IMA Citrakan ‘Makassar Kota Makan Enak’
SULSELSATU.com,MAKASSAR,- Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Makassar dalam branding Makassar Kota Makan Enak.
Penandatanganan MoU itu berlangsung di sela-sela acara Pelantikan dan Raker IMA Chapter Makassar Periode 2022-2024, di Hotel Maxone, Sabtu, (28/01/2023).
Pada kesempatan itu, Danny sapaan akrab Ramdhan Pomanto menargetkan di Ferbruari Pemkot dan bersama dengan IMA akan menyelesaikan tahap awal prenecanaanya.
“Pemkot Makassar sangat berharap supporting dari IMA. Saya target Februari ini ekosistemnya sudah selesai dan diharapkan IMA ikut membantu ini,” kata Danny
Dirinya menuturkan bantuan IMA akan menjadi lebih baik apalagi dengan perilaku masyarakat yang suka makan di luar.
“Kota makan enak itu menghidupkan ekosistem kuliner. Mari satukan pikiran kita membuat dunia itu terus baru dan Makassar unggul,” tuturnya.
Dia menceritakan, dahulu dirinya dengan sebutan ‘anak lorong’, sebutan ini menceriminkan dirinya dengan keadaan kondisi kota makasaar, sehingga ia bisa dikenali dan dekat dengan masyarakat kota Makassar.
“Kenapa anak? Karena kalau orang dengar kata anak itu maka sayang. Dan itu viral, alhasil itu marketingnya,” kisahnya.
Presiden IMA Chapter Makassar, Taufik Haris Rachmat mengatakan pada prinsipnya pihaknya mendukung upaya Danny Pomanto dengan membranding ulang Kota makassar dengan Tagline Makassar Kota Makan Enak.
Hal itu, ujar dia, karena dua alasan penting, di antaranya, kata-kata ini sangat produktif dan mengerucut, sekali baca langsung sampai pesannya.
Begitu pula dengan diksi yang diplih sangat tepat karena kata kerja; makan enak artinya mengajak.
Taufik mengungkapkan dukungan dari IMA yakni akan membatu membangun branding produk sehingga para konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.
“Marketing itu tidak hanya orang tahu tentang produk kita tetapi marketing mendalami mulai dari orang kenal produk kita, tertarik produk kita, mau mendekat dan membeli, dan kemudian membeli lagi dan lagi,” ungkap dia.
Tahapan selanjutnya kata Dia adalah teknisnya, dengan mengimplementasikan ide sehingga semua bisa terlaksana dengan sistematis dan terukur.
“Simpelnya adalah kalau poin satu menata ide maka poin dua menata aksi agar efektif dan efisien. Contoh dengan anggaran Rp 1 M dengan seribu aksi maka dicoret-coret lah 1.000 aksi itu menjadi hanya 10 tetapi gimana cara aksi itu berefek 70-80 persen dari keseluruhan target ide,” paparnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News