SULSELSATU.com, MAKASSAR – Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (16/2).
Dia pilih usai mengumpulkan 64 suara dari pemilih, mengungguli La Nyalla Mattaliti yang hanya memiliki 22 suara.
Sejumlah pihak menaruh harapan besar ke Erick Thohir dalam memajukan sepakbola di Indonesia. Salah satunya asosiasi provinsi (Asprov) PSSI Sulsel yang merupakan pemilik suara di KLB.
Baca Juga : Kementerian BUMN Dukung Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Sekretaris Asprov PSSI Sulsel, Achmadi Jafri mengatakan pihaknya memang sejak awal mendukung Erick Thohir menjadi Ketum PSSI. Sejumlah alasan ia jelaskan kenapa pihaknya bulat mendukung Menteri BUMN ini.
“Pertama, pengalaman di sepak bola tentu tidak bisa kita ragukan lagi, baik nasional dan internasional. Yang juga mau membangun persepakbolaan kita. Jadi dari awal memang kami tidak pernah goyang,” katanya Sabtu, (18/2/2023).
Achmadi menurutkan, harapan Asprov PSSI Sulsel sejatinya tidak muluk-muluk. Paling utama ialah Erick bisa fokus membuat Timnas Indonesia berbicara banyak di kompetisi antar negara.
Baca Juga : Ekosistem Ultra Mikro BRI Jangkau 36,1 juta Pelaku Usaha Dengan Penyaluran Kredit Mencapai Rp622,3 Triliun
“Bagaimana Pak Erick bisa meningkatkan (kualitas dan prestasi) timnas, sehingga kita bisa berjaya. Setidaknya di Asia Tenggara dulu lah kita harus juara,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan, agar Erick bisa secara pelan-pelan melakukan pembinaan untuk menciptakan bibit pesepakbola profesional yang memiliki kualitas baik. Program ini bisa melibatkan Asprov di wilayah masing-masing.
“Pembinaan paling bagus dilakukan itu di Asprov. Asporv ini yang bisa menciptakan pemain-pemain bagus, pemain handal. Kalau Pak Erick memperhatikan ini sampai ke bawah, Insya Allah kita akan pelan-pelan melihat bagaimana kinerja kita,” jelasnya.
Baca Juga : Ciptakan Perputaran Ekonomi Rp10,42 Triliun, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 2024-2025
Lanjut Achmadi, pihaknya juga setuju dengan program Erick yang mendorong agar kompetisi di setiap tingkatan memiliki operator yang berbeda. Bukan seperti sekarang, yang semuanya ditangani oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).
“Program beliau juga sejalan dengan apa yang kita pikirkan. Bahwa nanti itu akan ada yang mengurusi sepak bola asprov, ada yang mengurusi Liga 1. Tersendiri, tidak seperti sekarang. Kemudian ada yang mengurusi Liga 2, Liga 3. Operatornya beda, jangan LIB semua. Dan Pak Erick itu menyetujui hal itu,” tutupnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar