SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung penyebab banjir Kota Makassar. Reklamasi menrut dia adalah biang kerok masalah ini.
Hasto mengatakan, pembangunan Kota Makassar tidak memperhatikan letak geografis daerah ini.
Pembangunan tersebut adalah dua proyek reklamasi yang mulai dilakukan sejak 2016-2023, yakni reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) oleh PT Ciputra dan Makassar New Port (MPN) oleh PT Pelindo.
Baca Juga : Korban Pengungsi Banjir di Makassar Capai 482 Jiwa
Sejak penimbunan laut itu terjadi, banjir di Kota Makassar semakin luas dan kenaikan airnya juga semakin meningkat.
“Kita lihat peta Makassar, mana yang salah dari pembangunan kita. Jadi kalau di sini sering kebanjiran itu peringatan dari Tuhan kita tidak pernah menatap laut juga,” kata Hasto saat membawakan kuliah umum kebangsaan di Universitas Negeri Makassar (UNM), Senin (6/3/2023).
Sebagai negara maritim, Hasto mengatakan, masyarakat Sulsel tak menempatkan dirinya sebagai negara kontinental.
Baca Juga : Waspada Banjir! Ratusan Warga Manggala Sudah Mengungsi ke Masjid
“Kita negara maritim tetapi kita memperlakukan diri kita sebagai negara kontinental. Itu kesalahan yang paling besar. Karena kita tidak memahami pemahaman geopolitik Soekarno,” ujarnya.
Menurutnya, dengan tema ‘Reaktualisasi Pemikiran Bung Karno Saat Ini Menyongsong Indonesia Emas 2045’, publik harus menggunakan pemikiran dan pemahaman dari sang legenda itu.
Hasto mengatakan, sebagai negara kelautan terbesar, harusnya orang Indonesia menguasai samudera rakyat dengan mengembangkan Phinisi menjadi kapal modern
Baca Juga : Perkiraan Cuaca 8 Januari 2024, Makassar Hujan Ringan
“Kita lupa bahwa kita adalah negara kelautan terbesar. Kita punya Phinisi itu hebat sekali dalam sejarah menguasai samudra rakyat. Tapi bagaimana Phinisi kita kembangkan dalam kapal yang modern,” ucapnya.
Sebelumnya, eks Komisioner KPK Laode M Syarif juga mengomentari banjir hebat yang melanda Kota Makassar pada Senin (13/2/2023) lalu.
Hari itu, hampir seluruh wilayah Kota Makassar tenggelam akibat hujan yang disertai angin kencang yang terjadi selama beberapa jam.
Baca Juga : Dinas PU Makassar Mulai Bangun Drainase Antisipasi Banjir
Laode menilai, penyebab banjir Makassar baru-baru ini bukan hanya soal tingginya curah hujan dan air laut pasang, tetapi sejumlah masalah kompleks yang menyebabkan banjir.
“Jangan salahkan curah hujan dan air pasang karena dari dulu sudah seperti itu,” kata Laode di Twitternya.
Salah satu masalah yang lebih kompleks sebagai penyebab banjir di Kota Makassar ialah adalah reklamasi.
Baca Juga : Catat, Petugas Banjir Makassar Dapat Dana Operasional Rp250 Juta dari BNPB
Berdasarkan hasil kajian, Sungai Jeneberang berhilir di pantai Makassar. Sayangnya, kata alumni Universitas Hasanuddin ini, pantai tersebut ditimbun dan dijadikan proyek reklamasi.
“Saya kebetulan dulu ikut kajian waktu saya di Pusat Studi Lingkungannya Unhas ya, saya ikut salah satu tim kajian tentang Sungai Jeneberang yang mengalir ke Pantai Losari. Terus waktu itu, awal proyek reklamasi ke arah sana itu kan yang sekarang jadi perumahan, itu kajiannya tidak merekomendasikan itu karena berbahaya.”
“Itu sudah disampaikan jauh sebelum saya di KPK. Jadi pasti jangka panjang akan menyebabkan salah satunya banjir di Kota Makassar dan itu sudah terjadi. Itu banjirnya sebelum ada reklamasi tidak pernah separah ini sekarang,” imbuh Laode.
(*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar