Wujud Ekonomi Hijau Pegadaian, Ubah Sampah Jadi Tabungan Emas
Kepedulian Pegadaian Terhadap Lingkungan, Bantu Kelolah Sampah di Indonesia
SULSELSATU.com, MAKASSAR – PT Pegadaian (Persero) menunjukkan komitmen dalam mendorong lingkungan bersih dengan lebih bijak mengelola sampah. Komitmen Pegadaian itu terwujud dari program Memilah Sampah Menjadi Emas (MSME) melaui Bank Sampah seluruh Indonesia.
Program MSME Pegadaian mengajak masyarakat untuk mengubah sampah menjadi Tabungan Emas. Langkah ini menjadi salah satu bentuk Pegadaian menciptakan ekonomi hijau sekaligus berkontribusi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Pagadaian Kantor Wilayah (Kanwil) VI Makassar telah membina tujuh Bank Sampah untuk program Memilah Sampah Menjadi Emas. Dua di antaranya ada di Makassar yaitu Bank Sampah Manggala dan Bank Sampah Asoka di Jalan Andi Tonro. Sisanya tersebar di Pare-Pare, Bulukumba, Kendari, Palopo, dan Ambon.
Sejak program ini berjalan di Makassar pada 2018 silam, sekitar 200 orang telah menjadi nasabah Tabungan Emas di Pegadaian. Program Memilah Sampah Menjadi Emas Pegadaian terbuka untuk masyarakat secara luas. Cukup menyetor sekitar empat kilogram sampah atau setara Rp10 ribu sudah bisa membuka tabungan senilai 0,01 gram emas.
Bahkan, tidak hanya menyentuh kalangan rumah tangga, program Memilah Sampah Menjadi Emas Pegadaian Kanwil VI Makassar juga telah masuk di kalangan anak sekolah usia 7-18 tahun.
Setiap anak bisa membawa sampah yang telah dikumpulkan ke Bank Sampah binaan. Anak yang telah membawa sampah berhak mendapatkan kesempatan untuk membuka Tabungan Emas secara gratis dan memperoleh bingkisan spesial.
Kepala Bagian Pengembangan Kemitraan dan Bina Lingkungan Awal Ma’ruf menyebutkan, program Memilah Sampah Menjadi Emas untuk anak ini untuk dapat menumbuhkan kebiasaan menjaga lingkungan. Menjadi pahlawan lingkungan.
“Pegadaian ingin mengajak anak-anak untuk menjadi pahlawan lingkungan dengan belajar bagaimana cara memilah sampah yang benar. Nantinya, mereka akan terbiasa untuk memilah sampah dan menjaga lingkungan sekitar. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan kebiasaan menabung melalui produk Tabungan Emas,” kata Awal.
Direktur Bank Sampah Unit Asoka V Faisal Baso menjelaskan, sejak hadirnya Bank Sampah binaan Pegadaian ini, masyarakat perlahan paham untuk memilah sampahnya sendiri.
“Tidak henti disosialisasikan bahwa sampah yang dibuang itu adalah bulir emas yang terbuang. Setidaknya, program ini sangat membantu mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” kata Faisal kepada Sulselsatu.com, Senin, (13/3/2023).
Kata Faisal, setelah pernah vakum akibat pandemi, Bank Sampah kembali aktif pada 2022 lalu. Masyarakat mulai lagi melalukan pemilahan sampah yang kemudian bisa menjadi tabungan emas.
Selama 2022, Bank Sampah Asoka V bisa mengumpulkan hingga 9.625 kilogram sampah. Jika dikonversikan dalam Rupiah mencapai Rp31,4 juta.
“Menjadi nasabah Tabungan Emas di Bank Sampah binaan Pegadaian, masyarakat dibebaskan untuk memilih ingin mengambil apa hasil sampah yang dimasukkan. Bisa tetap menjadi Tabungan Emas, uang, bahan pokok seperti beras,” jelas Faisal.
Tabungan Emas Pegadaian memiliki banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh nasabah. Dengan Tabungan Emas, Pegadaian mudahkan nasabah mengambil produk lainnya.
Pimpinan Wilayah Pegadaian Kanwil VI Makassar Edhi Purwanto mengatakan, Tabungan Emas tidak hanya menyimpan emas. Lebih dari itu, Tabungan Emas di Pegadaian bisa mengambil produk Pegadaian lainnya yang diinginkan.
“Tabungan Emas bisa menjadi gadai, perjalanan wisata atau umroh, uang muka kendaraan, biaya haji, semua bisa lebih mudah dengan tabungan emas itu,” kata Edhi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News