SULSELSATU.com, MAKASSAR – Beribadah haji dan umrah merupakan impian umat muslim. Kehadiran biro perjalanan membantu mewujudkannya. Tapi, masyarakat harus paham dan hati-hati sebelum memilih biro perjalanan.
Siang itu, Sabtu 28 Januari 2023, bis datang silih berganti di Jalan Ganggawa, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap. Ada sekira enam bis. Muatannya, jemaah umrah yang baru tiba dari Tanah Suci, Mekkah.
Ratusan orang menyambut kedatangan bis itu. Mereka adalah keluarga jemaah umroh yang sudah menunggu sejak pagi. Suasana hening sesaat berubah menjadi riuh ketika bis berhenti dan melihat keluarga melambai dari balik kaca mobil.
Baca Juga : Ketua DPRD Luwu Timur Kunjungan Kerja ke Kemenag dan Kemenaker RI Bahas Hak Penyandang Disabilitas
Siraman terik matahari siang itu seakan tak dirasakan keluarga jemaah umroh. Mereka mengerubungi bis, menunggu Tamu Allah itu turun dari mobil, memeluknya, sembari mengucap syukur.
Di tengah kerumunan penjemput itu, ada keluarga dari Zainuddin M, salah seorang jemaah umrah. Mereka menunggu dengan sabar sang kepala keluarga turun dari bis.
Sesaat setelah turun dari bis dan menapakkan kaki di tanah, ia lalu disambut pelukan istri, cucu, dan anak-anaknya. Mereka melepas kerinduan setelah terpisah selama lebih kurang 12 hari.
Baca Juga : Hadiri Zikir dan Doa Bersama, Bupati Apresiasi Kinerja Kemenag Barru
Zainuddin merupakan satu dari ratusan jemaah umrah sebuah biro penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) di Sidrap. Ia berangkat ke Tanah Suci, Mekkah bersama ratusan jemaah yang dari beberapa daerah di Sulsel.
Ini merupakan perjalanan pertama Zainuddin ke Tanah Suci, Mekkah. Oleh karena itu, ketika memutuskan berangkat umrah, ia sangat hati-hati memilih penyelenggara perjalanan umrah. Selain karena kenyamanan, ini juga berkaitan dengan kasus penipuan perjalanan umrah yang beberapa tahun lalu terjadi.
“Sebelum memilih, saya memastikan langsung travelnya, datang langsung ke kantornya mencari tahu programnya dan yang lainnya,” kata Zainuddin.
Baca Juga : Kemenag Benarkan Arab Saudi Gelar Ibadah Umrah di Agustus 2021
Apa yang dilakukan Zainuddin ini, memang merupakan salah satu dari lima langkah yang disarankan pemerintah ketika masyarakat hendak berangkat haji dan umrah menggunakan biro perjalanan.
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah (Kanwil) Kemeterian Agama (Kemenag) Sulsel, Ikbal Ismail menjelaskan, ada lima langkah yang harus dilakukan masyarakat sebelum memilih biro penyelenggara perjalanan.
Langkah pertama adalah memastikan travel itu berizin atau tidak. Caranya sangat mudah, dengan mengunjungi langsung website Kementerian Agama atau tepatnya di halaman https://simpu.kemenag.go.id/. Di sana, masyarakat tinggal memasukkan nama travel, lalu akan muncul informasi apakah travel itu sudah terakreditasi atau tidak.
Baca Juga : Menag Terbitkan Aturan Penerapan Prokes dan Giat Keagamaan di Wilayah PPKM
“Langkah-langkah selanjutnya adalah memastikan jadwal penerbangan, kemudian memastikan maskapai yang penerbangan. Keempat memastikan hotelnya di Saudi. Terakhir, memastikan visanya,” kata Ikbal Ismail saat dihubungi lewat sambungan selulernya.
Ikbal mengingatkan masyarakat agar menerapkan lima prinsip ini sebelum memilih biro perjalanan. Bukan karena tergiur harga promo pemberangkatan yang biasanya sangat murah dari harga normalnya.
“Karena banyak masyarakat memilih travel faktor dari kemurahan, tidak melihat hotel, pesawat sudah pasti kah? Lihat juga harganya, sekarang harga umrah minimal Rp28 juta,” sambung Ikbal.
Baca Juga : Danny Akan Kirim Surat ke Menag Minta Izin Sholat Idul Adha
Dengan lima prinsip yang diperkenalkan pemerintah ini kata Ikbal, jumlah kasus masyarakat tertipu travel umrah bodong sudah sangat minim. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Khaeroni pada pembukaan Gebyar Umrah & Holiday 2023, Jumat 28 April mengungkapkan bahwa saat ini, travel nakal juga menggunakan trik khusus agar tetap bisa memberangkatkan jemaah walau tak mengantongi izin.
“Masyarakat jangan menggunakan travel yang tak berizin. Setahu saya travel yg tidak berizin biasanya numpang pada travel berizin. Jika ada travel berizin dan beri tumpangan pada travel berizin kemudian bermasalah, kan kasian,” ucap Khaeroni.
Mengedukasi dan Menyejahterakan
Sejak perjalanan haji dan umrah dibuka kembali pertengahan Agustus 2022 lalu usai pandemi, masyarakat yang hendak ke Tanah Suci Mekkah langsung membengkak. Umumnya, mereka adalah masyarakat yang keberangkatannya tertunda selama dua tahun.
Kondisi itu diamini salah satu PPIU, PT Prima Unggul Global. Pada bulan Oktober 2022, mereka bahkan memberangkatkan 750 jemaah umrah dalam satu bulan. Padahal di bulan-bulan sebelumnya tak pernah sampai sebanyak itu.
“Pucaknya paling banyak jemaah itu Oktober 2022, sampai pemberangkatan 750 orang dalam empat kali pemberangkatkan,” ujar Salahuddin, Komisaris Prima Unggul.
Prima Unggul merupakan salah satu PPIU terakreditasi yang sudah memberangkatkan jemaah umrah sejak tahun 2012. Hingga tahun 2019, Prima Unggul sudah memberangkatkan hampir 14 ribu orang ke Tanah Suci.
Salahuddin mengatakan, Prima Unggul mendapat banyak kepercayaan masyarakat karena strategi yang dijalankan selama ini. Tidak perang harga, mengurangi promosi media sosial, dan memperbanyak agen lapangan.
“Kalau Prima Unggul tidak melalui media sosial dalam rekrut jemaah. Coba lihat, mana ada iklan kami seperti di media massa atau platform media sosial,” beber Salahuddin.
Sebaliknya, Prima Unggul banyak menggaet agen di lapangan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Agen ini tersebar di seluruh wilayah daerah di Sulsel, begitupun di provinsi lain di Sulawesi. Agen yang direkrut itu pun tidak sembarangan, karena mengutamakan tokoh agama.
“Kenapa agennya tokoh agama, karena kami mau mengedukasi dulu. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat soal umrah serta apa saja keutamaan-keutamaannya. Jadi tidak sekadar mengajak,” katanya lagi.
Jika masyarakat sudah paham apa itu umrah dan keutamaannya, lalu tertarik untuk melaksanakan ibadah ini, barulah agen Prima Unggul menawarkan program pemberangkatan. Kalau pun tak tertarik kata Salahuddin, tak masalah.
Di sisi lain, Salahuddin mengklaim bahwa cara ini selain mengedukasi masyarakat, juga menyejahterakan masyarakat, terkhusus agen. Sebab, dari jemaah-jemaah yang mereka rekrut, ada upah yang diberikan Prima Unggul.
“Setiap agen yang merekrut jemaah ada komisi. Ini sekaligus membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja,” kata Salahuddin.
Dalam kesempatan itu, Salahuddin membeberkan program yang ditawarkan Prima Unggul. Mulai dari paket reguler umrah 12 hingga 13 hari. Kemudian umrah plus wisata ke Turki, Mesir, dan Aqsha. Ada juga paket haji khusus dan paket wisata muslim.
“Tentu masing-masing paket harganya berbeda. Kalau umrah reguler itu Rp30-an juta. Muslim tour yang tanpa umrah itu Rp35 juta. Umroh plus wisata Rp37 juta,” sambung Salahuddin.
Salahuddin bilang, harga paket umrah ini dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari hotel yang digunakan, maskapai, dan busnya, ada juga perlengkapan-perlengkapan pendukung yang lainnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar