Febri mengisahkan saat ini perjalanan karirnya telah berjalan 15 tahun dan Ia memilih PT Vale sebagai perusahaan untuk mengembangkan karir karena nilai-nilai keselamatan sangat dijunjung tinggi.
“Tidak ada gunanya kita bicara karir dan uang jika perusahaan tidak peduli pada keselamatan manusia. Dan di PT Vale, life is matter most. Keselamatan sangat sakral juga fundamental di sini,” katanya.
Baca Juga : Transformasi Komunitas Dorong Keberlanjutan: PT Vale Indonesia Raih Subroto Award 2024
“Selain itu komitmen untuk menjaga lingkungan. Kita bisa lihat Danau Matano sangat dekat dengan area penambangan kami. Bahaya terbesar dari penambangan itu adalah air limpasannya, namun kita bisa saksikan Danau Matano masih terjaga, jernih, dan airnya bisa diminum. Padahal itu air limpasan tambang. Ini salah satu bukti keseriusan PT Vale menjaga kelestarian tlingkungan,” sambung Lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Panelis Berinteraksi dengan Peserta, Bawa Contoh Nyata Keberagaman di PT Vale
Sesi berbagi diisi oleh empat panelis utama dari PT Vale yakni Head of People and Culture Gustaf Ganna Songgo, Manager Converter Maintenance Bayu Maulana, Senior Mines Operator Yurnia Malwin, dan Senior Coordinator Operation Improvement Viviyanti Frans. Manager HRBP & Industrial Relations Lasmaria Pulungan.
Baca Juga : Patuhi Regulasi SFR, PT Vale IGP Pomalaa Terapkan Sistem Pengadaan Terpadu
Mereka membagikan pengalaman selama berkarir di PT Vale, khususnya bagaimana perseroan menjunjung tinggi keragaman, sekaligus memberikan motivasi kepada seluruh peserta yang berasal dari lebih dari 100 universitas di Indonesia.
Head of People and Culture Gustaf Ganna Songgo mempresentasikan rekam jejak PT Vale membangun bisnis yang beroperasi di 5 benua dan 38 negara dengan jumlah karyawan kurang lebih 70 ribu. Selain itu, Gustaf menjabarkan tujuan, nilai-nilai, perilaku utama, fokus, dan ambisi PT Vale.
Dia melanjutkan, saat ini PT Vale terus mengembangkan investasi yakni di Blok Pomalaa, Blok Bahodopi, Sorowako HPAL, dan Tanamalia. Seluruh proyek tersebut, kata Gustaf, membuka peluang bagi para peserta dan talenta-talenta muda di seluruh Indonesia untuk bisa berkontribusi dalam lingkungan kerja pertambangan. “Kebutuhan tenaga kerja di proyek pengembangan tersebut kurang lebih 10.000 orang,” ujarnya.
Baca Juga : Tertib Frekuensi, PT Vale IGP Pomalaa Raih Penghargaan Loka Monitor SFR Kendari
Menurut Gustaf, anak muda adalah harapan untuk melanjutkan suksesi PT Vale di masa depan. “Jadi acara ini bagian dari agenda pengembangan untuk memberikan kesempatan berkarir anak muda di pertambangan. Acara ini juga kesempatan untuk menciptakan keragaman dalam lingkungan kerja kami,” tuturnya.
Dia menerangkan, tolok ukur PT Vale menerima karyawan yaitu melihat behavior atau perilaku. “Kita membutuhkan orang-orang yang mampu mendobrak paradigma, persepsi, stereotip, dan memiliki inovasi pembaharuan. Hal tersebut bisa kita lihat lewat psikotes atau metodologi lainnya. Bagaimana orang itu mengambil keputusan, menangani masalah, dan bertindak terhadap tantangan,” ungkap Gustaf.
“Kita juga melihat karakter yang disesuaikan dengan kebutuhan posisi yang dibuka. Caranya dengan itu tadi interviu, psikotes, dan mencari informasi lewat kolega atau orang-orang yang mengenal para kandidat ini,” tambahnya.
Baca Juga : Kepemimpinan CEO PT Vale Febriany Eddy Kembali Diakui, Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Asia
Sementara tiga panelis lain, menceritakan perjalanan karir hingga belasan tahun bertahan di PT Vale. Senior operator di Departemen Mining Yurnia Malwin berbagi tantangan mengoperasikan alat berat yang selama ini identik dengan operator laki-laki.
Viviyanti Frans mengisahkan usahanya untuk terus belajar sehingga dapat diterima di PT Vale setelah lebih dahulu bekerja sebagai tenaga outsourcing.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar