SULSELSATU.com, JAKARTA – Kinerja perseroan yang semakin efisien dan kian berfokus di segmen mikro dinilai menjadi kunci PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., membukukan kinerja keuangan yang impresif dengan laba bersih secara konsolidasi mencapai Rp15,56 triliun atau naik 27,4% secara tahunan atau year on year (yoy) sepanjang kuartal I tahun 2023.
Head of Equity Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni mengatakan kedua hal itu mendorong margin keuntungan yang semakin besar bagi emiten bersandi BBRI tersebut.
“Melihat dari pencapaian kinerja BRI pada kuartal pertama tahun ini, tidak hanya dari pertumbuhan kredit tapi juga datang dari adanya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan,” katanya belum lama ini.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
Lebih rinci, Agung menjelaskan bahwa kemampuan bank meningkatkan efisiensi terlihat dari pertumbuhan biaya operasional BRI yang lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan.
Salah satu indikatornya ada pada credit cost atau biaya kredit bank yang turun 198 basis poin (bps) per Maret 2023 dibandingkan posisi tahun lalu.
Kemampuan bank meningkatkan efisiensi terlihat pula dari Return on Average Equity (ROAE) atau tingkat pengembalian ekuitas rata-rata yang naik signifikan ke level di atas 20%.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
“ROA [Return on Asset atau tingkat pengembalian aset] juga tercatat naik dibandingkan periode sebelumnya,” katanya.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 64,26% pada kuartal I/2022 menjadi 60,7% pada kuartal I/2023. Seiring dengan hal tersebut, BRI juga terlihat sukses mengelola dana secara optimal.
Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) BRI susut dari 38,37% per Maret 2022 menjadi 37,37% per Maret 2023.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa segmen bisnis UMKM, khususnya Mikro menjadi kontributor utama pertumbuhan.
Dimana kredit segmen mikro BRI mampu tumbuh double digit sebesar 11,18% di sepanjang Januari–Maret 2023.
“Dengan demikian total kredit BRI secara konsolidasi tumbuh menjadi Rp1.180,12 triliun, Sebanyak 47,7% dari total kredit di antaranya disalurkan kepada segmen mikro dan ultra mikro. Sedangkan untuk segmen UMKM porsinya telah mencapai 83,86% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun”, ungkap Catur.
Baca Juga : Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Catur menambahkan kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent.
“Hal tersebut tercermin dari rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86% atau membaik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%. Membaiknya kualitas kredit tersebut membuat credit cost BRI membaik, sehingga mampu mendorong kinerja BRI”, jelasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar