SULSELSATU.com, JAKARTA – Bank Mandiri terus mewujudkan komitmennya dalam penerapan prinsip keberlanjutan yang sejalan dengan pilar Environment, Social, dan Governance (ESG).
Hingga Maret 2023, bank pelat merah itu telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 232 triliun untuk portofolio berkelanjutan atau sustainable portfolio.
Realisasi kucuran dana tersebut terbagi menjadi dua kelompok, antara lain portofolio hijau atau green portfolio senilai Rp 109 triliun dan social portfolio sebesar Rp 123 triliun. Kebijakan ini sejalan dengan regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK Nomor 51 tahun 2017.
Baca Juga : Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 Triliun
“Bank Mandiri berkomitmen meningkatkan share sustainable financing serta mengembangkan produk keuangan berkelanjutan pada segmen wholesale dan ritel,” ungkap Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar di Jakarta.
Dia menjelaskan, pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu inisiatif pada pilar sustainable banking, yang merupakan satu di antara tiga pilar strategis Bank Mandiri dalam penerapan ESG. Dua pilar lainnya adalah sustainable operation dan sustainability beyond banking.
“Pada pilar sustainable banking, kami berkomitmen untuk meningkatkan share sustainable banking serta mengembangkan produk keuangan pada segmen wholesale dan ritel,” ujarnya.
Baca Juga : Satgas Percepatan Investasi Sulsel Dibentuk, Target Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8 Persen
Alexandra menguraikan, di sektor portofolio hijau, pembiayaan disalurkan untuk sejumlah kegiatan yang berdampak positif bagi lingkungan sesuai dengan Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) dalam POJK 51/2017.
Beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan SDA Hayati Berkelanjutan, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT); Produk Eco-Efficient; serta Transportasi Ramah Lingkungan.
Wujud proyek dari alokasi dana yang telah terealisasi tersebut, antara lain berupa pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan atau green project financing.
Contohnya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso berkapasitas 515 megawatt (MW) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Februari 2022. Selain itu, ada juga untuk PLTA Kerinci berkapasitas 350 MW.
Sedangkan untuk transportasi ramah lingkungan, di antara proyeknya adalah light rail transit (LRT) atau kereta api ringan hingga bus listrik.
“Begitu juga dengan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai hingga PLTS atap,” imbuhnya.
Baca Juga : LAZ Hadji Kalla Tingkatkan Ekonomi dan Pemberdayaan Sosial Desa Pelosok Kabupaten Donggala
Sebagai salah satu perusahaan milik negara, Bank Mandiri lanjut Alexandra, juga terus menjalin kerja sama dengan perusahaan anak dan produsen kendaraan untuk mendukung program insentif pemerintah dalam pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Kerjasama tersebut merupakan aksi nyata komitmen Bank Mandiri mendukung pengembangan EV Ecosystem dan sejalan dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 6 Tahun 2023 tentang Bantuan Kendaraan Bermotor Listrik.
“Bank Mandiri menyadari bahwa ESG telah menjadi tuntutan wajib bagi kita semua. Oleh karenanya kami berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam penerapan ESG” tegasnya.
Baca Juga : Total Aset Perbankan di Sulsel Capai Rp198,95 Triliun, Tumbuh 7,78 Persen dari Tahun Sebelumnya
Komitmen Bank Mandiri ini diwujudkan dengan mendukung program Pemerintah terkait Transisi Energi Terbarukan dan Ekonomi Rendah Karbon melalui berbagai pengembangan produk berkelanjutan.
Tak berhenti di situ, Bank Mandiri turut melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti Sustainability Linked Loan, kepada debitur Sektor dengan Emisi Karbon tinggi seperti industri semen dan peternakan.
Dengan skema pembiayaan tersebut, Bank Mandiri berharap dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar