SULSELSATU.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) bersama Kabupaten Sigi berkolaborasi menyelenggarakan ‘Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam’. Forum ini tentang inovasi berbasis alam untuk menggali peluang ekonomi restoratif di cagar biosfer Sulawesi Tengah.
Forum ini mempertemukan para investor lokal dan internasional, pemimpin bisnis, pemerintah daerah, mitra pembangunan dan perwakilan masyarakat untuk mendiskusikan peluang investasi di cagar biosfer.
Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir yang disampaikan oleh Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Sulteng Fahrudin Yanbas mengatakan, Sulteng memiliki cagar biosfer Lore Lindu. Cagar ini merupakan rumah bagi banyak spesies flora dan fauna unik.
“Sulteng memiliki cakupan hutan yang luas yakni sekitar 64 persen dari total luas daratan. Ini membuat daerah kami memiliki kekayaan sumber daya alam, ekosistem dan keanekaragaman hayati yang melimpah,” bebernya dalam pembukaan Forum Bisnis dan Investasi di Bukit Doda, Kabupaten Sigi, Jumat, (23/6/2023).
Forum ini merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Lestari ke-5 yang merupakan forum bisnis dan investasi pertama di Indonesia.
Pada 2023 ini kami menargetkan pertumbuhan ekonomi daerah 10,36 persen, naik dari tahun sebelumnya sebesar 9,50 persen. Dari sisi investasi sejak 2022, Sulteng menjadi salah satu provinsi yang menempati posisi tertinggi dalam realisasi investasi di Indonesia.
Baca Juga : Delegasi Misi Bisnis Spanyol Kunjungi Pelabuhan Balikpapan dan KKT, Jajaki Peluang Investasi
“Pemprov Sulteng sangat mendukung dan akan mendorong skema model investasi baru melalui inovasi basis alam dan berprinsip pada investasi berkelanjutan. Seperti model pengelolaan berbasis ekonomi restoratif di Cagar Biosfer Lore Lindu,” urai Ma’mun Amir.
Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta berpendapat inovasi basis alam bisa menjadi jangkar bagi pendekatan pengelolaan kawasan yang lebih lestari bagi Kabupaten Sigi Sulteng di Indonesia bahkan dunia.
“Forum ini ada lima fokus prioritas yang akan dikembangkan, pertama pengembangan ekonomi berbasis multi usaha kehutanan. Kedua adalah peningkatan produktivitas komoditas perkebunan ekonomi berbasis dan agroforestri dengan praktek berkelanjutan,” kata Mohamad Irwan.
Baca Juga : LAZ Hadji Kalla Tingkatkan Ekonomi dan Pemberdayaan Sosial Desa Pelosok Kabupaten Donggala
Ketiga, pengembangan industri hilirisasi berbasis alam menjadi produk bernilai tambah. Keempat adalah jasa ekosistem. Dan, kelima yaitu ekowisata.
Dalam kesempatan ini, ragam portofolio komoditas lestari, produk-produk UMKM lestari, dan konsep pitch di model ekonomi restoratif Sulawesi Tengah disajikan.
“Jika kita bergotong-royong, model ini bisa dikembangkan menjadi model ekonomi restoratif dalam konteks cagar biosfer yang membuktikan bahwa dalam lingkungan bisa dijaga secara konsisten dan masyarakatnya betul-betul sejahtera,” ungkap Irwan.
Baca Juga : OJK Sebut Investor Pasar Modal di Sulsel Tumbuh 33,57 Persen per Juli 2024
Sekjen Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Nelson Pomalinggo yang juga merupakan Bupati Kabupaten Gorontalo menyampaikan Forum Bisnis dan Investasi ini merupakan awal usaha percepatan pemenuhan target investasi untuk pengembangan investasi berbasis alam anggota LTKL sebesar 180 juta dolar sampai 2030.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar