Khofifah Minta Muslimat NU Sulsel Jadi Ibu Asuh dan Jalankan Politik Kebangsaan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Khofifah Indar Parawansah menghadiri Konferwil PW Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel ke-11 di Auditorium Universitas Islam Makassar (UIM), Senin (25/7/2023).
Khofifah yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU menegaskan bahwa kehadiran Muslimat NU memiliki beberapa misi. Salah satu misi itu kata dia tergambar dalam QS An-Nisa’ ayat 9.
“Semua (Muslimat NU) harus hafal Surah An-Nisa ayat 9. Yang artinya dapat ditafsirkan: Takutlah kalian kalau akan meninggalkan generasi yang lemah,” ucap Khofifah.
Lemah di sini kata Khofifah dapat dimaknai dalam hal kesehatan, iman, ketakwaan, ekonomi, dan pendidikan. Maka dari itu, Muslimat NU harus mengambil peran untuk menguatkan generasi bangsa.
Oleh karena itu, Muslimat NU pun menunjuk ibu asuh untuk 21 kabupaten/kota di Sulsel. Salah satu tugasnya adalah menguatkan generasi dari sisi kesehatan dengan menurunkan prevalensi stunting.
“Maka ibu-ibu, yang tadi disematkan selempang agar komunikasi dengan camat, BKKBN untuk mengetahui data terindikasi stunting, kemudian melakukan intervensi dengan memberi bantuan,” kata Khofifah.
Intevensi yang paling sederhana bisa dilakukan adalah memberikan konsumsi telur kepada anak terindikasi stunting.
“Sederhana saja. Satu butir satu hari kita berikan kepada anak terindikasi stunting. Satu bulan 30 biji. Harganya kurang lebih Rp60-ribuan. Tentu itu tidak akan membuat kita miskin. Sebaliknya akan bernilai ibadah,” beber Gubernur Jawa Timur ini.
Mantan Menteri Sosial ini juga mengingatkan Muslimat NU potensi kontraksi politik menjelang Pemilu dan Pemilihan Presiden. Ia menegaskan bahwa Muslimat NU tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.
“Kalau dapat pertanyaan soal pilihan politik, jawab saja Muslimat NU menjalankan politik kebangsaan, yang menjaga agama dan kekuasaan. Agama menjadi fondasi, sementara penguasa adalah pelindung,” pungkas Khofifah.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News