Muzayyin Arif Pimpin Perayaan 78 Tahun Indonesia Merdeka di Pulau

Muzayyin Arif Pimpin Perayaan 78 Tahun Indonesia Merdeka di Pulau

SULSELSATU.com, MAROS – Wakil Ketua DPRD Sulsel, Muzayyin Arif memilih lokasi berbeda untuk upacara peringatan hari kemerdekaan RI tahun ini. Bukan di kantor-kantor pemerintahan, tetapi di pulau.

Muzayyin membawa para bakal caleg dan pengurus PKS Kabupaten Maros untuk merayakan kemerdekaan bersama nelayan. Lokasinya di Gusung Pangkayya, di antara Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.

Di atas hamparan pasir putih, di bibir pantai, Muzayyin menjadi inspektur upacara, Kamis pagi, 18 Agustus 2023. Bendera pun dikibarkan.

“Kita memaknai peringatan kemerdekaan ini dengan mengambil hikmah yang istimewa, namun dengan cara yang sederhana, bersama masyarakat,” tutur Muzayyin yang juga Ketua DPD PKS Maros.

Rombongan berangkat ke perairan laut Maros-Pangkep dengan konvoi 24 perahu. Start dari Pelabuhan Sabanga, Maros menuju Gusung Pangkayya. Ikut bergabung 20 perahu jolloro dari dari warga kepulauan.

Muzayyin menuturkan, ini momentum mengobarkan semangat berjuang bagi seluruh warga khususnya kader dan simpatisan PKS, meneladani perjuangan para pendiri bangsa.

“Kita adakan di pulau untuk menunjukkan keragaman potensi negara kita. Sekaligus mengingatkan bahwa medan perjuangan untuk memajukan bangsa bukan hanya di daratan, kita punya warga di kepulauan. Ingat 2/3 wilayah negara kita adalah laut,” imbuhnya.

PKS, kata dia, hadirkan semua anggota DPRD Maros dari PKS dan seluruh bakal caleg, agar tertanam visi dan misi perjuangan. Mereka harus hadir untuk semua masyarakat di semua segmen, termasuk masyarakat nelayan.

“Alhamdulillah masyarakat nelayan antusias menyambut dan bersama-sama dengan kami melaksanakan kegiatan. Ini menunjukkan bahwa PKS diterima di semua kalangan. Kami optimis bisa meraih kemenangan di darat dan di kepulauan,” ucapnya.

Kader PKS Maros sehari sebelumnya menginap di Masjid Nurul Hidayah, Maccopa. Para bacaleg mengikuti pelatihan peningkatan spiritual (PPS).

Dimulai dari waktu Magrib sampai Subuh keesokan harinya. Selain salat wajib, mereka juga menerima siraman rohani dari beberapa pendakwah. Lalu istirahat pada malam peringatan hari kemerdekaan sebelum sama-sama bangun salat Tahajud.

Muzayyin menuturkan, partainya merasa ada yang lebih penting diperhitungkan dalam langkah politik, yakni keridaan Allah Swt.

“Kita tidak mau ikut terjebak dalam hitung-hitungan suara di pemilu semata. Bagi PKS, hal paling utama yang perlu dikalkulasi adalah tujuan dari berpolitik itu. Berjuang untuk kemaslahatan umat dalam tindakan-tindakan yang mendekatkan diri dengan Sang Pencipta,” ucap Muzayyin.

Wakil Ketua DPRD Sulsel itu sepakat bahwa pemilu membutuhkan kekuatan. Namun bukan fisik semata, tetapi juga kekuatan akal dan jiwa.

“Menimba ilmu pada majelis ini adalah upaya menguatkan akal itu. Sedangkan rangkaian ibadah yang kita lakukan di tempat ini untuk meneguhkan mental. Seringkali orang tidak bisa berbuat banyak bukan karena lemah fisik, namun lemah jiwa,” tambahnya.

PKS Maros mendorong para pejuang kursi legislatifnya untuk menebalkan kekuatan spiritualnya.

Ketua Bappilu PKS Maros, Faizal Zainal menambahkan, para bacaleg diminta berjuang bersama-sama. Bahkan yang berada di dapil yang sama juga harus saling menunjukkan kekompakan. Kompak dalam bergerak bersama meraup suara sebanyak-banyaknya.

PKS Maros menargetkan satu kursi dari setiap dapil (enam) untuk kursi DPRD Maros agar bisa membentuk fraksi sendiri. Legislator petahana PKS, Rahmat Hidayat menyebut itu bisa saja dicapai, dengan syarat semua caleg mengencangkan pergerakannya. Jangan lelah bertemu masyarakat.

Di Gusung Pangkayya, para pengurus dan kader PKS juga membentangkan bendera Merah-Putih yang panjangnya 78 meter. Mereka mengarak bendera itu sambil menggaungkan yel-yel kemerdekaan.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga