PT Vale di Sorowako, KAHMI: Melihat Bukti Nyata Pertambangan Berkelanjutan di Sorowako
SULSELSATU.com, SOROWAKO – Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bidang Perubahan Iklim dan Restorasi Gambut (PIRG) mengunjungi PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) di Blok Sorowako, Selasa (5/9/2023).
Rombongan KAHMI diwaliki Ketua Bidang PIRG Rachmat Hidayansyah Razak, Bendahara Bidang PIRG Dadan Setiawan, Ketua Departemen Perubahan Iklim Ismet Djafar, anggota Departemen Perubahan Iklim Ubaidillah dan Nurdeni.
Pertama kali sampai di Sorowako, KAHMI ke Departemen Process Plant untuk melihat proses pengolahan ore atau bijih sampai dikemas menjadi nikel matte dengan kadar 78 persen. Rombongan KAHMI menyaksikan jika PT Vale sudah memproduksi nikel sesuai ketentuan Perundangan.
Selanjutnya, mereka melihat ruang kontrol terpusat di Departemen Utilities dan Hydro. Tahu lebh jelas bagaimana PT Vale menghasilkan dan menggunakan energi dari sumber energi terbarukan yaitu PLTA untuk proses operasi di Sorowako.
Senior Manager Utilities Muammar menjelaskan, PT Vale juga menggunakan electric boiler yang merupakan teknologi boiler terkini dengan efisiensi tinggi dan nol emisi carbon. Boiler ini adalah boiler pertama yang digunakan di perusahaan pertambangan nikel.
Solia Hill juga tidak luput dari kunjungan KAHMI. SOlia Hill berlokasi di area mining. Di sana rombongan banyak menanyakan tentang upaya PT Vale dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Terakhir, mereka mengunjungi Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea yang di dalamnya terdapat fasilitas penyemaian bibit atau nursery dan penangkaran Rusa. Di taman seluas 75 Hektar itu Rachmat Hidayansyah Razak dan Ismet Djafar juga menanam pohon Agathis dan Dengen.
Tidak heran jika Presiden datang langsung menyaksikan tambang hijau ini dan juga meresmikan langsung Taman Wallacea ini. Serta, meminta semua kegiatan pertambangan di Indonesia untuk meniru apa yang dilakukan oleh PT Vale.
Ismet Djafar mengatakan, kunjungan ini kian menegaskan bagaimana PT Vale sangat berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan. Apalagi, pihaknya dalam kunjungan tersebut menyaksikan sekaligus belajar langsung tentang upaya PT Vale dan kepatuhan terhadap lingkungan dalam melakukan pertambangan nikel.
“Kami sangat yakin dan melihat sendiri bukti nyata yang dilakukan PT Vale di lapangan itu sangat luar biasa. Apa yang dilakukan PT Vale sudah sangat sesuai, bernilai positif, dan patut dijadikan acuan bagi perusahaan tambang lainnya,” jelasnya.
Anggota Tim Ahli Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) itu menambahkan, PT Vale sebaiknya membuka kesempatan bagi lembaga pendidikan, lembaga kajian, dan lembaga kemasyarakat untuk melihat langsung praktik pertambangan berkelanjutan.
“Artinya, masyarakat bisa merasakan juga kehadiran PT Vale yang menjadi berkat bagi bangsa Indonesia. Sehingga menambah bukti nyata bahwa PT Vale sangat peduli kepada masa depan anak negeri. Ketika lembaga-lembaga ini datang bisa belajar atau mendapat pengetahuan baru tentang praktik pertambangan yang baik PT Vale,” tutur Alumni Geologi Universitas Hasanuddin itu.
Director Environment & Permit Management PT Vale Zainuddin menjelaskan, upaya PT Vale dalam tantangan perubahan iklim telah dicanangkan lewat peta jalan atau road map yang ditargetkan digapai tahun 2050.
“Target net zero emission kita itu lebih cepat dibandingkan pemerintah yang menargetkan hal itu tercapai di 2060,” ujarnya.
Zainuddin menambahkan, isu perubahan iklim telah menjadi konsentrasi utama bagi perusahaan secara global. Terbaru, PT Vale tengah menggodok pemetaan dan strategi efisiensi penggunaan air. Perusahaan berfokus menurunkan ambang tekanan air atau water stress ke level terendah atau no stress.
Upaya ini, dijelaskan Zainuddin masuk dalam langkah mitigasi water scarcity, water stress dan water risk. Langkah yang dilakukan perusahaan di antaranya mengurangi penggunaan air di Furnace (tungku pembakaran) 4 dengan menggunakan udara.
“Langkah lain dengan mendaur ulang air yang digunakan dalam tambang. Jadi kita tidak langsung buang air limpasan tambang tetapi diolah atau dijernihkan kembali untuk dimanfaatkan misalnya untuk menyiram jalan tambang,. Itu langkah terhadap water scarcity,” jelas Zainuddin.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News