SULSELSATU.com, MAKASSAR – PDI Perjuangan (PDIP) beri sinyal peluang pertemuan antara ketua umumnya Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan dua tokoh itu diproyeksikan untuk penjajakan koalisi di Pilpres 2024. Hanya saja pertemuan kedua mantan Presiden itu, diprediksi dalaam waktu drkat ini.
Selain itu, Demokotrat juga telah menegaskan jika partai tak mungin mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Pihaknya akan masuk kialisi mengusung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subinato.
Baca Juga : Tingkatkan Kompetensi, Demokrat Sulsel Instruksikan Legislator Wajib Punya Desa Binaan
“Susah, kecil kemungkinannya kita kembali. Itu sudah 99 persen tidak kembali ke Anies. Jadi, kami akan bergabung Ganjar atau Prabowo,” kata Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah saat ditemui di DPRD Sulsel, Jumat (8/9/2023).
Hal ini merujuk pada pertemuan internal Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memanggil jajaran ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) partainya di kantor pusat partai di Menteng, Rabu (6/9) lalu.
“Rapat bersama pak AHY dan para kader untuk mendengarkan masukan terkait langkah partai usai tak lagi mendukung bacapres Anies Baswedan,” tutur wakil ketua DPRD Sulsel itu.
Baca Juga : Berpengalaman dan Peduli, Ni’matullah Nilai Hati Damai Pemimpin Ideal di Gowa
Partai Demokrat pun diinstruksikan agar menurunkan seluruh baliho yang pernah dipasang memuat foto bakal calon Presiden Anies Baswedan seluruh daerah di Indonesia.
Ini seiring keputusan Anies Baswedan bersama NasDem yang dianggap sepihak memilih bakal Cawapres Muhaimin Iskandar tanpa sepengatahuan Demokrat.
Demokrat juga telah move on dari Anies Baswedan. Meskipun penjajakan koalisi bersama NasDem telah dibangun sejak tahun lalu, namun Demokrat memilih untuk membangun komunikasi dengan PDI Perjuangan atau Partai Gerindra menghadapi kontestasi elektoral di 2024 nanti.
Baca Juga : Demokrat Sulsel Panaskan Mesin Pemenangan Hadapi Pilgub dan Pilkada 24 Kabupaten Kota
“Bagi kami itu penghianatan. Alasannya jelas kita move on. Turunkan baliho secara baik,” kata Ketua Ni’matullah.
Bagi Ni’matullah keluarnya Demokrat dari koalisi pengusung Bacapres Anies Baswedan tentu memberikan dampak negatif menyongsong Pemilu nanti. Tapi diakuinya, perlahan perlahan bangkit dan mengatur ritme pergerakan.
“Pasti ada dampaknya. Untungnya Demokrat terbiasa menghadapi masalah. Badai pasti berlalu. Tapi bagi kami badai berlalu lalang. Kita membuktikan bahwa situasi apapun kita solid,” ujarnya.
Baca Juga : Demokrat Terbitkan 7 Rekomendasi Usungan Pilkada di Sulsel, Ini Daftarnya
Ia bercerita, ketika pertemuan pimpinan DPD Demokrat se-Indonesia, Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak tegar, meskipun mendapat penghianatan dari Anies Baswedan.
“AHY terharu tidak menyangka se-solid ini partai ini. AHY sangat tegar, tenang, tidak emosional. Jarang ada orang semuda itu, sematang itu kan,” ujarnya.
Di sisi lain, diungkapkan Ni’matullah penghianatan Anies terhadap Demokrat turut berdampak terhadap bakal calon legislatif di daerah.
Baca Juga : Appi Berpeluang Kendarai Demokrat Meski Tak Diberi Surat Tugas
Pasalnya sebelum Anies Baswedan memutuskan secara sepihak memilih wakilnya, Demokrat telah menginstruksikan pemasangan baliho mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Caleg berapa banyak? instruksi memasang baliho Anies – AHY . Caleg Kota sudah mencetak baliho puluhan lembar. Ada caleg kota sudah mencetak semacam teko gambar Anies – AHY,” cerita Ni’matullah
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar