SULSELSATU.com – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ternyata tidak dirayakan secara meriah di Arab Saudi.
Di Indonesia, umat muslim merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Kamis (28/9/2023). Bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia.
Perayaan ini tidak berlaku bagi Kerajaan Arab Saudi. Arab Saudi tidak melarang warganya untuk merayakan Maulid Nabi, tetapi Kerajaan Saudi secara resmi tidak merayakan perayaan tersebut.
Baca Juga : XL Axiata Luncurkan Kartu Perdana XL Haji Rp399 Ribu untuk Jemaah di Tanah Suci
Maulid Nabi justru hanya dilakukan di wilayah barat Saudi, Hijaz, dengan sederhana.
“Kami merayakan secara sederhana dengan mendengar pembacaan riwayat Nabi dan mendengarkan puji-pujian untuk Nabi yang tertulis dalam bentuk syair atau prosa dari berbagai sumber terdahulu,” tutur salah satu tokoh agama Islam di Hijaz Usama Al-Kubaisi, dikutip dari detikcom.
Dilansir dari detikcom, Kerajaan Arab Saudi tidak secara resmi merayakan Maulid Nabi Muhammad karena perbedaan pemikiran sesuai mazhab dan ajaran resmi negara tersebut.
Baca Juga : Peringatan Maulid Nabi, Camat Mamajang: Jadikan Momentum Mendekatkan Diri kepada Nabi Muhammad SAW
Mazhab resmi yang diyakini oleh Arab Saudi adalah Hambali, namun citra negara ini tidak lepas dari citra ajaran Salafi-Wahabi.
Wahabi merupakan merupakan ajaran yang berpegang pada Al-Quran-hadis, yang ingin memurnikan Islam seperti di zaman Nabi Muhammad dan tiga generasi setelahnya.
Larangan akan perayaan Maulid Nabi sempat disampaikan oleh seorang mufti agung Syekh Abdul Aziz Al-Asheikh yang mengatakan, itu adalah praktik takhayul yang dimasukkan secara ilegal ke dalam agama, dikutip dari Arab News.
Baca Juga : Jemaah Haji Asal Indonesia Jadi yang Pertama Tiba di Arab Saudi Sejak Pandemi
“Itu adalah bidah (inovasi agama yang berdosa) yang masuk ke dalam Islam setelah tiga abad pertama ketika para sahabat dan penerus para sahabat masih hidup,” ungkap Syekh.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar