SULSELSATU.com – Tip di Korea Selatan dianggap sebagai bentuk penghinaan. Pekerja yang diberi tip dinilai membutuhkan belas kasihan.
Seorang guru paruh waktu di Seoul Kim Hyun-Jung mengatakan, memberi uang kepada seseorang mungkin membuat pemberi seperti melihat bahwa orang itu tidak punya uang.
“Hal itu dapat menimbulkan rasa empati dan orang tersebut mungkin berpikir bahwa Anda mengasihani mereka atau bahkan merasa Anda tidak menghargai mereka,” katanya dikutip dari detikcom, Senin (2/10/2023).
Dilansir dari detikcom, pemberian tip juga memunculkan kekhawatiran untuk melakukan ‘gapjil’ kata dalam bahasa Korea yang berarti eksploitasi terhadap pekerja.
Kondisi ketika para staf sudah menerima tip, bos mereka tidak perlu lagi bermurah hati dalam memberikan upah minimum yang telah ditetapkan dalam undang-undang.
Sementara itu, Park Yeong-seon, seorang mahasiswa ekonomi di Universitas Perempuan Seoul juga sangat menentang pemberian tip ini menjadi hal yang biasa di Korea Selatan.
Baca Juga : Kim Jong Un Perintahkan Angkatan Bersenjata Miliknya Musnahkan Korea Selatan
Ia meyakini tradisi ini tidak akan pernah populer. Dia menambahkan bahwa “budaya” memberikan tip ini secara luas mampu “menghancurkan budaya dan ekonomi Korea”.
“Warga Korea sebagian besar berorientasi pada orang lain dan sering membandingkan diri mereka dengan orang lain,” katanya kepada DW.
“Mereka tidak suka jika orang lain meremehkan mereka. Saya dulu bekerja paruh waktu di sebuah toko daging dan menerima tip dari pria yang lebih tua. Uang tip itu … membuat saya merasa tidak enak karena saya merasa mendapatkan simpati.”
Baca Juga : Wali Kota Makassar Danny Pomanto Jajaki Kerja Sama Smart Street Lighting Project
Orang Korea juga menganggap keadilan sebagai nilai yang penting, tambah Park.
Nilai itu berarti seseorang harus menerima upah yang adil untuk pekerjaan yang adil, di mana hal ini akan terdistorsi jika pemberian tip menjadi lumrah.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar