SULSELSATU.com, MAKASSAR – KALLA melakukan penyulaman 10.000 bibit mangrove hingga awal 2024. Aktivitas ini dilakukan dalam upaya menjaga dan memastikan bibit mangrove tumbuh dengan baik.
Pada 2022 lalu, CSR KALLA berhasil menanam 32.000 mangrove di Tambak Kepiting Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Kegiatan itu dilaksanakan menyambut HUT ke-70 KALLA.
Program CSR ini sepenuhnya melibatkan masyarakat di Kelurahan Tekolabbua melalui kelompok tani nelayan sejahtera sebagai pelaksana program, mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman mangrove.
Baca Juga : Konsisten Jaga Kinerja K3, Bumi Karsa Borong 7 Penghargaan dari Pemprov Sulsel
Selain penyulaman 10.000 bibit, KALLA juga melakukan pembangunan pondok kerja pembibitan serta perbaikan lokasi pembibitan mangrove. Itu merupakan permintaan anggota kelompok tani agar lebih nyaman dalam bekerja, sehingga fungi pembibitan maksimal, yaitu produksi bibit mangrove mencapai 100.000 bibit per tahun.
Memasuki tahun ke-5, hasil penanaman dari tahun ke-1 sampai ke-3 tanaman mangrove telah mampu survive dan bertahan hidup dari kondisi iklim. Diharapkan, ini bisa berkontribusi pada perlindungan ekosistem pantai dari abrasi dan tentunya mendukung mata pencaharian warga berupa tambak udang dan kerang.
Rafiquah Djamil selaku Corporate Social Responsibility Department Haed KALLA menjelaskan, perusahaan senantiasa memberikan kontribusi dalam membangun ekosistem mangrove yang akan memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat sekitar, mulai dari segi pendapatan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kondisi tempat bekerja hingga mencegah abrasi dan erosi pantai.
Baca Juga : Bumi Karsa Terapkan Metode Pengerjaan Ramah Lingkungan dalam Proyek Preservasi Jalan
“Kita berharap dengan program penanaman mangrove seluas 10 – 15 hektar ini bisa mendapatkan dukungan dari semua stakeholder untuk menjaga keberlanjutan program dan kebermanfaatan program bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Program CSR penanaman mangrove ini diharapkan bisa meningkatkan penghasilan masyarakat dari hasil produksi kerang dan tambak warga yang terlindungi dari abrasi pantai.
Selain itu program ini juga sebagai tempat belajar masyarakat khususnya kelompok tani dalam pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, serta meningkatkan ketersediaan karang untuk melindungi abrasi tambak warga.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar