Logo Sulselsatu

Semakin Terpuruk, Warga Palestina Harus Makan Rumput dan Minum Air Tercemar

Sri Wahyu Diastuti
Sri Wahyu Diastuti

Senin, 12 Februari 2024 20:02

Anak-anak Palestina yang mengantre untuk mendapatkan makanan. Foto: Instagram eye.on.palestine
Anak-anak Palestina yang mengantre untuk mendapatkan makanan. Foto: Instagram eye.on.palestine

SULSELSATU.com – Tentara Israel terus melancarkan serangan bom yang menjadi ancaman untuk masyarakat Gaza, Palestina. Mereka dihadapkan dengan krisis pasokan makanan dan minuman yang makin menipis setiap hari.

Badan amal ActionAid dilansir dari detikhealth mengungkapkan, beberapa warga yang mengungsi di Rafah, sebuah kota di Gaza bagian selatan terpaksa memakan rumput untuk mengusir rasa lapar.

“Mereka saat ini sangat putus asa sampai-sampai memakan rumput sebagai upaya terakhir untuk menahan rasa lapar,” ungkap perwakilan ActionAid, Riham Jafari, dikutip detikhealth, Senin (12/2/2024).

Baca Juga : Makassar for Gaza: Gema Solidaritas Hingga Palestina Merdeka

Masyarakat Palestina tidak hanya kesulitan mendapatkan makanan, para pengungsi juga dilanda krisis air bersih. Setiap hari, mereka harus bertahan hidup dengan mengonsumsi air yang sudah tercemar.

“Semua orang di Gaza sekarang kelaparan, dan mereka hanya mendapatkan 1,5 hingga 2 liter air yang tidak bersih setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya,” demikian bunyi pernyataan yang disampaikan ActionAid.

Kondisi tersebut yang memiliki dampak besar bagi kesehatan pun menjadi sorotan. Selain harus bertahan dari serangan pasukan Israel, para pengungsi kini dihadapkan dengan risiko penyakit dan infeksi yang menyebar dengan cepat.

Baca Juga : VIDEO: Presiden Jokowi Terima Penghargaan Tertinggi dari Palestina

“Tanpa makanan dan pakaian yang layak untuk melindungi dari cuaca dingin dan hujan, orang-orang akan lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi yang menyebar dengan cepat ke seluruh populasi,” ucap ActionAid.

Hal serupa disampaikan salah seorang pengungsi bernama Hanadi Gamal Saed El Jamara. Ibu tujuh orang anak itu mengaku keluarganya mengalami sejumlah masalah kesehatan akibat kekurangan pasokan makanan yang layak.

“Mereka sekarang lemah, mereka selalu mengalami diare, dan wajah mereka berwarna kuning,” ungkapnya, dikutip dari CNN.

Baca Juga : Israel Akhirnya Disidang di Mahkamah Internasional, Namun Keputusan Tidak Berpihak ke Rakyat Palestina

“Kami mati secara perlahan. Saya pikir lebih baik mati karena bom, karena setidaknya kami syahid. Tapi sekarang kami mati secara perlahan karena kelaparan dan kehausan,” sambungnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Bisnis10 April 2025 08:23
Honda Premium Matic Day Bakal Hadir di Grand Mall Maros
Astra Motor Sulawesi Selatan (Asmo Sulsel) siap menghadirkan gelaran spesial Honda Premium Matic Day di Grand Mall Maros pada 12 dan 13 April 2025....
Video09 April 2025 22:05
VIDEO: Diduga Tabrak Lari, Mobil Dikejar Warga di Moncongloe
SULSELSATU.com – Sebuah mobil Avanza diduga terlibat dalam kasus tabrak lari di Moncongloe, Kabupaten Maros, pada Selasa malam (08/04). Kejadian...
Hukum09 April 2025 21:48
Menkum Supratman Ajak Jajaran Bangun Kementerian yang Akuntabel Lewat Transformasi Digital
SULSELSATU.com, JAKARTA – Dalam suasana penuh kehangatan pasca-Lebaran, Kementerian Hukum menggelar Halal Bihalal secara hybrid pada Rabu (9/4/2025)...
News09 April 2025 21:47
Nurdin Halid Desak Pelindo Aktifkan Garongkong Jadi Pusat Logistik Utara Sulsel
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Prof. Nurdin Halid, menyoroti minimnya pemanfaatan Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru ...