SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) melakui melalui wadah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor UMKM.
Upaya ini dilakukan OJK Sulselbar bersama dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia, kementerian/lembaga, Lembaga Jasa Keuangan serta seluruh stakeholder terkait.
Ada tiga upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang dilakukan. Pertama, klasterisasi UMKM untuk menjembatani ketimpangan antara share kredit terhadap potensi unggulan daerah dan mempertemukan UMKM dengan perusahaan offtaker yang bertindak sebagai standby buyer sehingga produk dapat terserap dengan harga pasar.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Dengan sistem klaster, assessment dan administrasi bisa dilakukan sekaligus dalam satu rombongan, bank tidak perlu mencari dan berhadapan dengan nasabah secara individu, tapi melalui kelompok.
Sehingga, setelah dana kredit dicairkan, pengawasan usaha dan ketertiban pengembalian kewajiban/angsuran bisa diserahkan kepada kelompok, menggunakan pembayaran satu pintu, skema tanggung renteng, maupun skema waterfall dengan melibatkan off taker.
Risiko bagi bank termitigasi, dan juga terdiversifikasi melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) maupun Asuransi Usaha Tani Sapi (AUTS), hal tersebut akan berdampak pada peningkatan creditworthiness UMKM.
Baca Juga : Penyaluran KPR di Sulsel Hingga September 2024 Mencapai Rp27,09 Triliun, Tumbuh 15,58 Persen
Melalui sistem klaster ini, TPAKD dapat memberantas rentenir dengan mengurangi hambatan akses kredit perbankan pada sisi supply, sekaligus memberantas praktik Ijon yang merugikan petani melalui off taker pada sisi demand.
Saat ini, sudah terbentuk 795 Klaster dengan Total plafond kredit yang disalurkan sebesar Rp482,35 Milyar bagi 13.664 UMKM.
Upaya kedua adalah Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi (PHINISI). Program ini enggandeng BRI, BNI, Bank Mandiri, BSI dan PT. BPD Sulselbar dengan mensingkronisasikan Produk baru maupun eksisting yang Berbiaya Rendah, Proses Pencairan Cepat, maupun keduanya.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Rentenir yang banyak menyasar pedagang pasar, nelayan, petani yang diijon, di-counter dengan keberadaan Bank yang fokus pada UMKM, dilakukan “jemput bola” ke pasar dan tempat lain secara harian, dengan memanfaatkan jaringan kantor yang tersebar di setiap daerah.
Dengan jaringan layanan yang lebih luas, kapasitas penyediaan dana yang lebih besar, proses kredit yang lebih mudah & cepat, serta dengan biaya yang rendah diharapkan dapat menghilangkan ketergantungan para UMKM kepada rentenir.
Realisasi PHINISI 2024 telah mencapai 578.293 rekening dengan akumulasi plafond sebesar Rp18,64 triliun.
Baca Juga : Perkuat Litersi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar Sudah Edukasi 186.585 Peserta Lewat 1.762 Kegiatan
Ketiga adalah UMKM BAJI’NA (Berdaya saing, mAJu, dan go InterNAtional). Sejak 2022, OJK bersama Pemerintah Daerah melalui TPAKD, Bank Indonesia dan IJK terus berupaya dalam memajukan ekspor Sulsel dengan program inkubasi UMKM berorientasi ekspor.
“UMKM difasilitasi dan dipertemukan dengan IJK, pendampingan (pendirian badan hukum, sertifikasi halal), capacity building (a.l. laporan keuangan, edukasi keuangan, pengembangan produk, packaging, onboarding e-commerce, branding), hingga akses pasar internasional (ekspor),” kata Kepala OJK Sulselbar Darwisman dalam siaran resminya.
Program UMKM BAJI’NA (Berdaya saing, mAJu, dan go InterNAtional) melibatkan 24 Kota/Kabupaten di Sulsel melalui TPAKD yang mengusulkan lima UMKM potensial ekspor masing-masing Kota/Kabupaten.
Baca Juga : Masyarakat Sulsel Semakin Melek Investasi, Jumlah SID Naik 29,62 Persen Posisi September 2024
UMKM itu nantinya akan mengikuti proses seleksi/penyaringan calon peserta dan proses pendampingan kebutuhan pengembangan UMKM, serta 4 (empat) Bank Inkubator (BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BPD Sulselbar), dan diikuti sebanyak 71 Peserta UMKM BAJI’NA. Hingga tahun 2023 sebanyak 26 peserta UMKM BAJI’NA telah melakukan ekspor.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar