SULSELSATU.com, GOWA – Stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian dan isu penting bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa pada perencanaan pembangunan ke depannya.
Sebagai upaya dalam melakukan penanganan terhadap permasalahan tersebut, Pemkab Gowa menggelar Musrenbang Tematik terkait stunting dan kemiskinan ekstrem.
Musrenbang ini dirangkaikan dengan Rembuk Stunting 2024 di Baruga Tinggimae Rujab Bupati Gowa, Rabu (20/3/2024).
Baca Juga : Cegah Stunting dan Gizi Buruk, AHM Kolaborasi dengan Duta Remaja Sehat
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, stunting dan kemiskinan ekstrem merupakan dua masalah yang menuntut perhatian serius dalam upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Stunting mencerminkan kekurangan gizi pada anak-anak, dan kemiskinan ekstrem yang menghambat akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Ini menjadi tantangan dalam agenda pembangunan global.
“Dampak dari kedua masalah ini sangat merugikan tidak hanya bagi individu dan keluarga yang terkena dampak langsung, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan dan kemajuan pembangunan secara umum,” ungkapnya.
Baca Juga : Bupati Gowa dan Istri Fashion Show di Hari Jadi Sulsel Ke-355 Tahun
Adnan menyebut, saran dan masukan dari seluruh pihak yang ada sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka stunting dan kemiskinan di Gowa.
“Kita minta saran dan masukan agar program yang kita kerjakan betul-betul mampu menyentuh pada permasalahan yang ada sehingga kelihatan penurunan yang kita dapatkan dari program yang kita rencanakan hari ini melalui musrenbang tematik,” kata Adnan.
Suami Priska Paramita itu berharap, melalui forum ini akan menciptakan tekad yang baik, berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh pihak. Maka, Kabupaten Gowa menjadi daerah yang lebih sejahtera, inklusif dan berdaya saing di masa yang akan datang.
Baca Juga : Adnan Minta Pengurus YJI Gowa Rutin Lakukan Edukasi Kesehatan Jantung ke Masyarakat
Sementara Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa Sujjadan mengatakan, Musrenbang Tematik ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembangunan tahunan yang ditujukan untuk menjamin agar permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrim menjadi perhatian seluruh pemangku kebijakan di Kabupaten Gowa.
“Kita ingin permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem dapat terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah sehingga dapat dilakukan intervensi dalam mewujudkan Gowa yang bebas stunting dan kemiskinan ekstrem,” katanya.
Kegiatan Musrenbang dirangkaikan dengan Rembuk Stunting Kabupaten Gowa merupakan langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan, dan penurunan stunting dilakukan secara terintegrasi antar SKPD penanggung jawab.
Baca Juga : Pemkab Gowa Hadirkan Rumah Dilan Dorong Pendidikan dan Keterampilan Perempuan, Ada di 18 Kecamatan
“Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten Gowa telah melaksanakan analisis situasi. Sbanyak 16 desa lokasi prioritas program percepatan penurunan stunting. Inilah yang menjadi perhatian seluruh stakeholders yang terlibat dalam menyusun program kegiatan intervensi stunting,” jelas Sujjadan.
Sementara terkait kemiskinan ekstrem, berdasarkan hasil verifikasi dan validasi di
Kabupaten Gowa pada 2023, sebanyak 1108 jiwa atau 0,42 persen dari total jumlah penduduk Gowa mengalami miskin ekstrem.
Sehingga kedua hal ini (stunting dan kemiskinan ekstrem) hal penting yang paling terkait satu sama lain.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar