SULSELSATU.com, MAKASSAR – Desa BRILian adalah program yang dikembangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk mengembangkan potensi desa secara berkelanjutan. Termasuk mendorong ekonomi masyarakat.
Desa BRILian sudah banyak menyentuh desa-desa yang ada di Sulsel. Hingga awal 2024 ini, sudah ada 194 Desa BRILian di Sulsel yang masuk daftar BRI.
Program Desa BRILian merupakan upaya yang dilakukan BRI untuk mendorong inovasi berkelanjutan bagi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
Terbaru, Desa BRILian yang telah direkomendasi BRI pada 2023 lalu adalah Desa Nepo di Kabupaten Barru dan Desa Paccelekang di Kabupaten Gowa.
Desa Nepo di Kabupaten Barru dikenal dengan sebutan ‘Desa Wisata Kampung Habibie Kecil’. Desa ini satu-satunya dari Sulsel yang berhasil masuk daftar 15 besar Nugraha Karya Desa BRILian 2023.
Dikenal sebagai kampung Habibie kecil karena ditandai dengan adanya masjid yang dibangun pada masa Habibie. Di desa ini juga, ada tempat yang dulunya sering digunakan BJ Habibie sebagai tempat mandi-mandi.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Desa Nepo Kabupaten Barru berjarak 41 kilometer dari pusat ibu kota kabupaten Barru dapat ditempuh dengan 58 menit.
Desa Wisata Bumi Nepo memiliki sumber daya alam dan budaya yang masih dipegang erat oleh masyarakat setempat. Di sana, masih kental budaya gotong royong, mappalili (ritual musyawarah sebelum turun sawah), dan Mappadendang (syukuran pesta panen).
Dari segi kuliner, Desa Nepo memiliki 7 macam kue atau Beppa pitung Rupa dalam bahasa daerah setempat. Kue ini banyak ditemui pada acara pernikahan adat Bugis khususnya di Desa Nepo seperti aqiqah, dan acara adat lainnya.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Tujuh macam kue tersebut adalah Onde-Onde, Jompo-Jompo, Sawella, Barongko, Beppa Oto’, Putu Pesse’ dan Bandang-Bandang.
Kepala Desa Nepo Muhammad Toaha menjelaskan, Desa Nepo adalah satu-satunya dari Sulsel yang masuk 15 besar Nugraha Karya Desa BRILian. Bahkan berhasil masuk 5 besar yang sampai ketahapan untuk memaparkan inovasi desa.
“Desa Nepo memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Baik dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Kami juga memiliki home industri yang menghasilkan produk UMKM. Hal ini membawa kami sampai 5 besar, yaitu tahap pemaparan inovasi namun belum menang,” kata Muhammad Toaha.
Baca Juga : Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Kata Muhammad Toaha, Desa Nepo memiliki sawah produktif 700 sampai 1000 hektar. Perkebunan sampai 400 hektar. Hasil utamanya adalah jagung dan kacang tanah. Semuanya dialiri oleh Sungai Nepo.
“Dua hasil kebun ini ditanam bergantian. Menjadi hasil kebun utama di sini (Desa Nepo),” jelas Muhammad Toaha kepada Sulselsatu.com, Senin (25/3/2024).
Muhammad Toaha menjelaskan, masuk daftar Desa BRILian memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat.
Baca Juga : Dirut BRI Dinobatkan Sebagai ”The Best CEO” untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
Setelah menjadi Desa BRILian, inovasi BRI banyak yang sudah menyentuh masyarakat. Seperti transaksi masyarakat Desa Nepo yang mulai beralih secara digital menggunakan QRIS dan BRImo.
“Ada sejumlah produk UMKM dan BUMDes dari Desa Nepo yang sudah masuk di Localoka BRI dari 2023 lalu. Salah satunya madu hutan yang di panen sepanjang tahun. Menjangkau pembeli dari lokal Sulawesi dan juga dari pulau lain,” jelas Muhammad Toaha.
Kata Muhammad Toaha, madu hutan yang selalu dipanen warga dikenal berkhasiat. Berkhasiat sebagai obat, madu hutan ini selalu laris manis. Bahkan, setelah panen, stok selalu habis.
Selain sawah dan perkebunan yang luas, Desa Nepo juga memiliki hutan lindung. Hal ini karena, Desa Nepo adalah daerah bekas kerajaan Nepo sehingga menjadi desa terluas di Kabupaten Barru.
Luas Desa Nepo mencapai 94 ribu kilometer per segi atau mencapai 9400 hektar. Kabupaten Sidrap, Soppeng, Kota Parepare, dan berbatasan semua kelurahan di Kecamatan Mallusitasi Kabupaten Barru.
“BRI selama ini memberikan pembinaan, serta bantuan KUR untuk mengembangkan usaha lagi. BRI juga membantu untuk mengembangkan inovasi untuk desa kami dan UMKM yang ada,” jelasnya.
Selanjutnya, Desa Nepo memiliki pariwisata yang terkenal dari tahun 1980-an. Yaitu sungai yang memiliki air terjun kecil dengan ketinggian sampai 50 meter, sampai 7 tingkat.
Regional CEO BRI Makassar Hendra Winata mengatakan, di BRI Regional Office (RO) Makassar, sudah ada 274 desa BRILian dari empat provinsi, yaitu Sulsel, Sulbar, Sultra, dan Maluku.
“Terdapat 194 Desa BRILian eksisting di Sulsel dari 274 desa di RO Makassar. Target akuisisi Desa BRILian baru pada 2024 sebanyak 115 desa. Bisa terpilih sebagai Desa BRILian karena keaktifan pengurus desa, BUMDes serta memiliki produk unggulan,” jelas Hendra Winata.
Desa rekomendasi yang diakuisisi pada 2023 lalu itu adalah Desa Neppo Kabupaten Barru dan Desa Paccelekang Kabupaten Gowa Untuk 2022, ada Desa Tiritiro dan Tibona di Kabuoaten Bulukumba dan Desa Manjapai, Majannang, Toddotoa di Kabupaten Gowa.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, program Desa BRILian merupakan upaya nyata BRI dalam mendukung Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dengan memberdayakan masyarakat pedesaan. Melakukan peningkatan kapasitas, pelatihan bisnis, literasi digital, dan pembangunan berkelanjutan.
“Melayani dan memberdayakan UMKM bukan hanya soal bisnis, tapi yang lebih penting lagi adalah menghadirkan kesejahteraan sosial. Semoga konsep seperti Desa BRILian ini tidak hanya dapat diimplementasikan di Indonesia, tapi juga di negara lainnya,” ujar Sunarso.
Objek pemberdayaan Desa BRILiaN sendiri meliputi perangkat desa (kepala desa), pengurus BUMDesa, Badan Permusyawaratan Desa, pelaku usaha desa, serta pegiat produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades).
Sunarso mengungkapkan, Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk agent of development dalam mengembangkan desa.
Hingga akhir tahun 2023 tercatat terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar