SULSELSATU.com, MAKASSAR -Tenaga Ahli Menteri (TAM) Pertanian, Prof Yusran Jusuf, memimpin Rapat perdana tim kerja pembentukan Kawasan Pertanian modern di Sulsel.
Rapat perdana ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menginginkan Sulawesi Selatan menjadi pelopor pertanian modern di Indonesia.
Ide kawasan pertanian modern Sulawesi Selatan sudah dipaparkan Mentan Amran usai buka puasa bersama Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin, di AAS Building, Makassar, Jumat (28/3/2024).
Baca Juga : OPINI: Jaga Diri, Keluarga dan Sahabat Agar Jauh dari Perilaku Korupsi
Di hadapan pimpinan Universitas Hasanuddin, dosen, alumni dan beberapa direktur Kementan, Mentan Amran menggambarkan peta jalan menuju pertanian modern secara gamblang.
“Mulai pengolahan tanah, benih, pemupukan, pemeliharaan, panen, pasca panen hingga packaging dikerjakan dengan mekanisasi,” kata Mentan.
Kementan akan menyediakan kebutuhan seperti benih, pupuk dan alsintan.
Baca Juga : Mahfud Puji Mentan Amran Tegas Lawan Praktik KKN di Kementerian Pertanian
Bahkan pembangunan rumah Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggilingan padi dan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM), pasar; konektivitas dengan Bulog supermarket.
“Dengan pertanian modern ini, maka produksi bisa ditingkatkan naik dua kali,” kata Amran.
Syaratnya adalah lahan yang dimanfaatkan berada didekat sungai yang airnya tidak kering sepanjang tahun sehingga bisa dipompa setiap saat.
Baca Juga : Gerindra Tugaskan Andi Amar di Komisi Hukum dan Banggar DPR RI
“Dan jangan lupa, sawahnya diisi dengan ikan, jadi mina padi,” kata owner Tiran Group.
Pada pertemuan perdana, Sabtu (30/3/2024), Mentan Amran kembali menyampaikan beberapa hal pokok karena detailnya sudah disampaikan, sebelumnya.
Selanjutnya Tim Kerja segera melakukan identifikasi lokasi, yakni lahan beririgasi atau dekat sungai untuk pompanisasi, pembentukan struktur Organisasi/kelembagaan.
Baca Juga : Amran Sulaiman Undang Khusus Pengurus MUI dan NU Sulsel ke Kantornya di Makassar
Daerah yang menjadi lokasi program Kabupaten Maros dan Pangkep masing-masing 5.000 hektar dan Bone 10.000 hektar.
Untuk Maros dan Pangkep program ditangani IKA Unhas, Universitas Hasanuddin dan Pemkab Maros-Pangkep.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar