SULSELSATU.com, GOWA – Melebarkan sayap usaha dan memperluas jangkauan pasar menjadi mimpi bagi setiap industri kecil menengah (IKM). Mimpi melambungkan nama lebih tinggi sudah di depan mata bagi pengusaha lokal asal Kabupaten Gowa, Sulsel, Hj Ariani.
PT Lontara Jaya Nusantara yang menghasilkan produk Raja Madu Sulawesi berhasil lolos ikut Bootcamp Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi (PINOTI) tahap dua 2024.
PT Lontara Jaya Nusantara menjadi salah satu peserta bootcamp dari total 26 undangan IKM yang diundang. Bootcamp PINOTI akan berlangsung di Bali pada 13-16 Mei 2024.
Baca Juga : AK Manufaktur Bantaeng Ikut Industrial Vocational Fair 2024, Tampilkan Produk Karya Mahasiswa
“Kami lolos tahap akhir untuk memilih 20 IKM dari seluruh Indonesia untuk mendapatkan pendampingan dan bantuan optimalisasi teknologi, peralatan yang di gunakan. Sekaligus, kelengkapan legalitas produk seperti SNI, BPOM dan lainnya,” jelas Hj Ariani selaku Owner PT Lontara Jaya Nusantara.
PINOTI adalah salah satu langkah strategis Kementerian Perindustrian sebagai garda terdepan pemerintah dalam pembangunan industri untuk mengoptimalkan peran IKM sebagai sektor usaha yang mendominasi di Indonesia.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi mengatakan, PINOTI merupakan program yang ditujukan untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan sektor IKM.
Baca Juga : Pabrik Mobil Listrik Eropa Susul China dan Jepang Investasi di RI
“Penguatan dilakukan melalui optimalisasi teknologi seperti fasilitasi diagnostik, solusi teknologi, mentoring, sertifikasi, pengujian produk dan fasilitasi kekayaan intelektual guna menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing,” papar Doddy Rahadi dalam siaran pers Kementerian Perindustrian.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19 salah satu langkah strategisnya adalah mengoptimalkan peran industri kecil dan menengah (IKM) sebagai sektor usaha yang mendominasi di Indonesia.
“Selama ini, IKM telah menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kapasitasnya agar bisa berdaya saing di kancah global,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran resminya di Jakarta, Senin (25/4/2024).
Baca Juga : Mulai Besok 31 Mei, Subsidi Minyak Goreng Curah Akan Dicabut
Menperin mengemukakan, pertumbuhan positif pada industri nasional juga karena ditopang kinerja sektor IKM yang gemilang.
“Dibanding sektor ekonomi lainnya, industri memberikan kontribusi paling besar bagi PDB nasional, dengan capaian 17,36 persen pada tahun 2021,” ungkapnya.
Setelah mengikuti bootcamp PINOTI, Hj Ariani bertekad akan menambah target produksi serta membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Tidak ketinggalan mempersiapkan produk agar lebih matang lagi untuk masuk ke pasar retail modern.
Baca Juga : Sulsel Raih Predikat Best Program Support pada IHYA 2021
Hj Ariani menjelaskan, Bootcamp PINOTI tahap dua 2024 ini menjadi langkah awal produknya bisa masuk ke retail modern. Retail modern yang menjadi targetnya ke depan seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi, Sarinah, dan Satu Sama.
PT Lontara Jaya Nusantara adalah nasabah dari Permodalan Nasional Madani Makassar yang merupakan Holding Ultra Mikro (UMi) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Peluang besar dalam menancapkan nama produknya di dunia bisnis milik Hj Ariani tidak hanya pada kesempatan Bootcamp PINOTI tahap dua 2024 kali ini.
Baca Juga : Gandeng AGII, Pemerintah Jaga Ketersediaan Oksigen Medis di Rumah Sakit
Sebelumnya, Raja Madu Sulawesi berhasil dipromosikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Promosi itu didapatnya saat Sosialisasi 5000 Nasabah PNM Mekaar di Kabupaten Maros, Sulsel beberapa waktu lalu.
Alhasil, Raja Madu Sulawesi berhasil masuk ke Istana Negara. Ditambah, produknya mendapatkan permintaan ekspor dengan sejumlah produk makanan lainnya.
“Promosi dari Presiden memberikan dampak besar. Diborong oleh beberapa menteri yang mendampingi Presiden, dan juga ada permintaan ekspor,” jelas Hj Ariani.
Regional CEO BRI Makassar Hendra Winata menjelaskan, holding ultra mikro ini dihadirkan bekerja sama dengan Pegadaian dan PNM sehingga bisa menciptkan UMKM.
“Kenapa UMKM, karena negara maju itu adalah negara yang wirausahawannya lebih dari 2 persen. Kita (Indonesia) masih di bawah 1 persen sehingga UMKM dipandang perlu. Oleh karena itu, BRI menjadi holding ultra mikro dan menjadi perusahaan keuangan yang lengkap. one stop solution. Ada Pegadaian, PNM, ada BRILife, BRIInsurance, Danareksa dan semua yang terkait dengan keuangan ada,” jelas Hendra Winata.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar