Aksi Bela Palestina Bergema di Depan Kampus Unismuh Makassar
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Ratusan civitas akademika Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar aksi bela Palestina di depan Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Selasa (7/5/2024).
Sejumlah pejabat di lingkup Unismuh Makassar beserta pengurus BEM dan mahasiswa juga menyempatkan untuk berorasi membakar semangat peserta yang hadir.
Wakil Dekan IV FKIP Unismuh Makassar Syamsuriadi P Salenda ingatkan, agar tetap menguatkan barisan untuk boikot terhadap produk produk Israel.
“Kita harus terus boikot produk Israel, ini salah satu dukungan kita ke saudara muslim kita Palestina,” katanya.
Dalam aksi damai tersebut, membawa dasasila pernyataan sikap aksi bela palestina dan kutuk israel dari forum rektor PTMA yang ditanda tangani oleh Ketua Umum Forum Rektor Muhammadiyah-Aisyiyah Prof Gunawan Budiyanto.
Dalam penyataan sikap yang dibacakan Syamsuriadi berisikan, hampir satu abad konflik Israel-Palestina tidak kunjung berujung. Hal ini tidak lepas dari misi Zionis Israel untuk menguasai tanah Palestina. Berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina,” ujar Syamsuriadi.
Selanjutnya, pernyataan sikap yang dibaca serentak oleh seluruh PTMA di Indonesia ini, juga berisikan ironis dari tindakan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
PTMA mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara- negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.
“Pemerintah Indonesia, untuk tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide, Israel,” tuturnya.
Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi Republik Indonesia, yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Serta aspek historis relasi Palestina dan Indonesia melalui Prof Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tutupnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News