Beri Kenang-kenangan Lukisan Perempuan Bugis, Andi Ina Harap Bahtiar Selalu Ingat Sulsel
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari menyerahkan kenang-kenangan berupa lukisan kepada mantan PJ Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.
Penyerahan dilakukan pada malam ramah tamah dan pelepasan Dirjen Kesbangpol Kemendagri ini di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu malam (18/5/2024). Ia berharap, Bahtiar selalu ingat Sulsel.
Pemberian kenang-kenangan berupa lukisan dari politisi perempuan Partai Golkar ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, penerus politisi perempuan berkarakter, Andi Tja Tjambolang ini memberi kenang-kenangan lukisan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Dua lukisan yang diserahkan Andi Ina dipesan khusus dari pelukis yang juga politisi Partai Golkar, Armin Mustamin Toputiri. Armin adalah mantan anggota DPRD Sulsel dua periode yang kini banyak aktif melukis dan menulis. Karya-karyanya banyak mengangkat realitas politik, sosial dan budaya.
Lantas, apa makna lukisan tersebut? Andi Ina menjelaskan, lukisan yang diserahkan tersebut adalah lukisan perempuan Bugis. Baik yang diserahkan ke Airlangga maupun ke PJ Gubernur.
“Dua-duanya lukisan perempuan Bugis. Lukisan itu sangat bermakna bagi saya sebagai perempuan pertama yang dipercaya dan diberi amanah sebagai Ketua DPRD Sulsel,” ungkap Andi Ina saat dikonfirmasi media, Minggu (19/5/2024).
Perempuan Bugis dalam lukisan itu, laniut Andi Ina adalah perempuan bangsawan. PJ Gubernur sebagai putra Bugis tentu sangat paham.
“Itu tergambar secara simbolik dari baju bodo yang dikenakan. Warna hijau datu yang lazimnya hanya bisa dikenakan para bangsawan,” urainya.
Di Sulsel, lanjut Andi Ina, ada sejumlah tokoh dan perempuan bangsawan yang juga sekaligus pahlawan. Mereka-mereka itu adalah perempuan pejuang. “Sebutlah salah satunya adalah Colliq Pujie dari Barru,” imbuhnya.
Kandidat Bupati Barru ini berharap, spirit dan inspirasi perjuangan perempuan Bugis juga terus lestari dan terwariskan. Oleh karena itulah, ia memilih memberi kenang-kenangan berupa lukisan dan lukisan itu adalah perempuan Bugis.
“Mengapa lukisan yang jadi kenang-kenangan? Karena lukisan itu langgeng. Biasanya dipasang di dinding, sehingga setiap saat bisa jadi pengingat,” kunci Ketua IKA Smansa Makassar ini.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News