SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pesta demokrasi pemilihan wali kota (Pilwalkot) yang rencana digelar pada 27 November 2024 mendatang diprediksi rawan konflik.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar Andi Bukti Djufrie. Dia menjelaskan bahwa Pilkada atau Pilwalkot berbeda dari Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
“Pilpres dan Pilkada itu beda, konflik untuk Pilkada itu lebih tinggi dibandingkan Pilpres, akan lebih banyak pendapat yang mewarnai pesta demokrasi nantinya,” ujarnya kepada awak media di tribun lapangan Karebosi, Senin (20/5/2024).
Baca Juga : Dibawah Kepemimpinan Danny Pomanto, Pemkot Makassar Raih 419 Penghargaan
Ia menyebutkan bahwa dalam Pilkada, calon kandidat lebih dekat dengan tim suksesnya sehingga potensi konflik lebih tinggi. Setiap kecamatan hingga lorong wisata di Kota Makassar memiliki potensi kerawanan yang perlu diwaspadai.
Andi Bukti juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan upaya untuk meminimalisir konflik yang mungkin terjadi saat Pilkada.
Upaya tersebut meliputi sosialisasi peningkatan jumlah pemilih, peran perempuan dalam politik, serta mengikuti Apel Pengamanan Cooling System Pilwalkot Makassar 2024.
Baca Juga : Lomba Fotografi Cagar Budaya Makassar Kembali Digelar, Total Hadiah Belasan Juta Rupiah
“Kegiatan apel ini dilaksanakan untuk meningkatkan sinergitas antara TNI-Polri beserta pemerintah daerah dan semua elemen masyarakat untuk mensukseskan jalannya pemilu tahun 2024,” jelasnya.
Untuk menjaga kualitas proses demokrasi, Kesbangpol berusaha memberikan pelayanan dan meningkatkan demokrasi dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi Pemilu.
“Proses demokrasi di Makassar selalu berjalan dinamis. Untuk itu, Kesbangpol selalu berusaha melakukan upaya pencegahan dini,” tandasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar