Logo Sulselsatu

Makassar Didorong Jadi Kota Modern Nan Beradab, Pertimbangan Penting untuk Calon Wali Kota

Asrul
Asrul

Senin, 29 Juli 2024 13:16

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulawesi Selatan bersama Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menggelar diskusi tematik yang mengusung tema “Membangun Pranata Keadaban Menyongsong Makassar Sebagai Kota Modern”.

Dalam diskusi yang digelar di Makassar, Sabtu, 27 Juli 2024, mereka membahas beragam hal yang berkaitan dengan Makassar sebagai kota modern namun harus diimbangi dengan upaya untuk mempertahankan adab sebagaimana yang selama ini digaungkan.

Menurut Ketua Dewan Pakar DPW PKS Sulsel, Abubakar Wasahua, Kota Makassar saat ini kian berkembang dengan konsep modernisasinya. Namun ketika perkembangan tak seiring dengan adab, maka tidak menutup kemungkinan, persoalan kedepan akan semakin kompleks.

Baca Juga : Unggulkan Timnas Garuda, Ini Prediksi Skor Amri Arsyid Bahrain vs Indonesia

Hal ini ditekankan oleh Ketua ICMI Sulsel, Prof Arismunandar, yang disampaikan oleh Abubakar usai diskusi itu. Pesan itu juga dikhususkan untuk calon pemimpin baru Kota Makassar, Amri Arsyid. Ketua DPW PKS Sulsel itu diketahui maju sebagai calon Wali Kota Makassar pada Pilkada Serentak 2024, November mendatang.

“Menurut Prof Aris lewat titipannya (pesan), PKS lewat calonnya itu (Amri Arsyid) harus menghadirkan pemimpin yang bisa menjadikan Kota Makassar ini menjadi kota yang moderat. Bisa diterima oleh semua kalangan,” kata Abubakar.

Sebagai bagian dari PKS untuk calon Wali Kota Makassar, Amri Arsyid kata Abubakar, tentu dibekali dan didorong untuk mengedukasi masyarakat, agar persoalan yang nantinya akan dihadapi Makassar seiring dengan perkembangan zaman, dapat berjalan berbarengan dengan adab yang baik.

Baca Juga : Janji Pasangan AMAN agar Warga Makassar Tidak Terdampak Krisis Air Tiap Tahun

“Amri Arsyid ini dia harus menyadarkan kesadaran politik umat, masyarakat yang ada di Kota Makassar ini. Agar masyarakat kita di Kota Makassar ini yang mayoritas memiliki kesadaran politik yang di atas rata-rata itu tidak terjebak pada politik transaksional,” Abubakar menambahkan.

Hal senada diungkapkan pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla yang juga bertindak sebagai narasumber dalam diskusi itu. Ia memberikan gambaran terkait relevansi antara Makassar sebagai kota yang modern dan kota yang dilandasi dengan local wisdom atau kearifan lokal sebagai entitas yang tak terpisahkan dari masyarakat.

“Kota yang beradab itu sebenarnya yang dimaksud adalah kota yang berperadaban. Kalau kita bicara peradaban kita bukan hanya bicara lingkungan fisik tapi juga lingkungan karakter sosial yang ada dalam masyarakat,” katanya.

Baca Juga : Ini Alasan Paslon AMAN Kenakan Kaos Hatake Kakashi Saat Pengambilan Nomor Urut

Menurut Adi, modernisasi juga tidak melulu bicara tentang infrastruktur atau pembangunan kota yang berorientasi pada pertumbuhan dan perdagangan. Tapi, tentang kota yang berkeadilan, bermartabat dan berorientasi pada nilai-nilai sosial.

“Jadi ada perpaduan sebetulnya kalau kita bicara soal kota yang beradab itu. Perpaduan antara nilai-nilai local wisdom atau pada saat yang bersamaan sebagai nilai-nilai religius dan juga di sisi lain berorientasi pada nilai-nilai modernitas,” ucapnya.

Menurutnya dua sudut pandang ini sebenarnya bisa dikombinasikan menjadi suatu visi untuk membangun dan mengembangkan Makassar. Khususnya sebagai kota yang modern dan beradab atau kota peradaban. Adi juga memberikan contoh sederhana soal perspektif itu.

Baca Juga : Punya Program Mumpuni, Pengamat Puji Pasangan AMAN

Bila merujuk dalam konsep religiusitas, persoalan ini kata Adi, sudah terjadi sejak zaman lampau. Khususnya saat pra-perkembangan Islam. “Sebenarnya kalau dalam Islam itu ada yang disebut dengan masyarakat Madani, masyarakat sipil atau civil society,” jelasnya.

“Dalam istilah masyarakat Madani, dalam sejarah Islam itu kan pernah ada di awal Islam itu berkembang. Sebuah kota yang dibangun di Yastrib yang kemudian berubah menjadi Kota Madinah itu sebagai sebuah kota peradaban yang dibangun di zaman Rasulillah (SAW). Itu Bisa menjadi contoh.”

Menurut Adi, sederet persoalan yang didiskusikan ini menjadi bagian agar visi misi calon wali kota nanti bisa diwujudkan.

Baca Juga : Siap Lawan 3 Paslon di Pilwalkot Makassar, Amri Arsyid-Rahman Bando Segera Deklarasi

“Nilai-nilai peradaban dan kombinasi sistem pembangunan dari perkotaan itu tidak hanya melihat faktor tata kota saja yang bersifat fisik tapi juga nilai-nilai sosial. Calon Wali Kota Makassar harusnya punya visi membangun kota yang beradab,” tutup Adi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Video16 April 2025 21:47
VIDEO: Bossman Mardigu Jadi Komisaris Utama BJB
SULSELSATU.com – Mardigu Wowiek alias Bossman Mardigu menjadi Komisaris Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJ...
Bisnis16 April 2025 21:00
Untung Bersama DFSK Super Cab, Diskon Rp40 Juta dan Gratis Voucer BBM Rp6 Juta
PT Sokonindo Automobile ingin memperkenalkan lebih dekat DFSK Super Cab, yaitu mobil komersial yang siap mendukung semua segmen usaha masyarakat....
Video16 April 2025 20:46
VIDEO: Bupati Sidrap Kecewa Aksi “Mandi Uang” DJ Nathalie, Pemda Bakal Tertibkan THM
SULSELSATU.com – Bupati Sidrap, Syahruddin Alrif mengaku kecewa terkait aksi DJ Nathalie Holscher yang mandi uang di Tempat Hiburan Malam (THM) ...
Hukum16 April 2025 20:00
Kanwil Kemenkum Sulsel Fasilitasi Harmonisasi Lima Rancangan Peraturan Bupati Luwu Utara
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kepala Divisi Peraturan Perundang Undangan dan Pembinaan Hukum (P3H) Kantor Wilayah Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Se...