Pertumbuhan Ekonomi Resilient, Pasar Modal Indonesia Terus Tumbuh di 2024

Pertumbuhan Ekonomi Resilient, Pasar Modal Indonesia Terus Tumbuh di 2024

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2024 tercatat sebesar 5,05%. Angka ini menunjukkan perekonomian nasional yang cukup resilient dan tetap tumbuh meskipun di tengah meningkatnya volatilitas pasar keuangan global.

Hal ini menunjukkan adanya stabilitas ekonomi yang tetap terjaga meski menghadapi berbagai tantangan baik dari luar maupun dalam negeri.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Antonius Hari, menyatakan bahwa meskipun tekanan inflasi global, suku bunga yang tinggi, serta tensi geopolitik yang memanas menjadi tantangan besar bagi ekonomi Indonesia, pasar modal Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen, dari 7.272,80 triliun pada akhir Desember 2023 menjadi 7.308,12 triliun pada 2 Agustus 2024. Kenaikan ini diikuti oleh peningkatan kapitalisasi pasar saham yang mencapai 6,31 persen,” ujar Antonius Hari, belum lama ini.

Lebih lanjut, Antonius menambahkan bahwa Indeks Composite Bond Index (ICBI) juga mencatatkan kenaikan sebesar 2,94 persen, dari 374,6 triliun pada akhir Desember 2023 menjadi 385,64 triliun pada awal Agustus 2024.

Dalam perkembangan lainnya, jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 2 Agustus 2024 mencapai 934 emiten saham dengan total nilai penghimpunan dana atau emisi sebesar 124 triliun dari 130 emisi.

“Di Sulawesi Selatan sendiri, terdapat dua perusahaan terbuka dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp4,87 triliun serta satu emiten obligasi dengan nilai outstanding sebesar Rp1,64 triliun,” jelasnya.

Selain itu, penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga terus menunjukkan perkembangan yang positif. Hingga 30 Juli 2024, terdapat 17 penyelenggara SCF yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan total nilai emisi mencapai Rp1.151,55 miliar dari 579 penerbit.

“Namun, khusus di Sulawesi Selatan, belum terdapat UKM yang menjadi penerbit SCF,” tuturnya.

Pertumbuhan investor pasar modal juga menunjukkan kemajuan signifikan. Jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal meningkat lima kali lipat dari 3.880.753 pada tahun 2020 menjadi 13.324.560 per 30 Juli 2024.

“Sulawesi Selatan mencatatkan jumlah investor pasar modal sebanyak 367.613, menempatkannya pada urutan ke-7 secara nasional,” sebut Antonius Hari.

Dia mengungkapkan bahwa saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan upaya untuk mengembangkan dan memperkuat pasar modal di masa depan.

OJK masih menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari UU P2SK yang salah satunya mengatur peralihan Keuangan Derivatif dari Bappebti kepada OJK.

“Secara paralel, OJK tengah menyusun dan mengidentifikasi beberapa ketentuan untuk implementasi peralihan kewenangan pengawasan keuangan derivatif dari Bappebti ke OJK,” jelasnya.

Sementara, untuk di sektor pengawasan, lanjut dia, OJK telah melakukan penataan organisasi di internal yang mengakomodir fungsi pengawasan keuangan derivatif.

“OJK terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk peralihan pengawasan keuangan derivatif,” pungkasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Baca Juga