Four Points by Sheraton Makassar Ajak Masyarakat Lari Sambil Donasi Lewat Road to Give

Four Points by Sheraton Makassar Ajak Masyarakat Lari Sambil Donasi Lewat Road to Give

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Four Points by Sheraton Makassar kembali menghadirkan Road to Give 2024. Road to Give 2024 mengusung konsep charity run yaitu berlari untuk beramal.

Road to Give rencananya akan berlangsung pada 20 Oktober 2024 dengan jarak 10 kilometer. Tahun ini, Road to Give adalah penyelenggaraan ke-10 yaitu 10 years moving.

General Manager Four Points by Sheraton Makassar Dino Lenandri mengatakan, tahun ini Road to Give ditarget mampu diikuti 1500 peserta. Naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya 1300 orang.

“Acara ini diharap lebih meriah lagi tahun ini. Tahun ini juga, kami bekerjasama dengan Sekolah Kolong di Maros. Harapannya bisa membantu dan berpartisipasi kepada mereka yang lebih dekat dengan kami disini,” jelas Dino saat konferensi pers, Selasa (20/8/2024).

Race Director Dedi Montolalu menjelaskan, event Road to Give adalah kegiatan berlari sambil berdonasi. Hingga saat ini, animo masyarakat di Makassar cukup besar.

“Ini menjadi jawaban, tahun lalu ada yang tanya karena kami membantu air bersih di NTT, bahwa tahun ini kami memfasilitasi dan membantu rekan kami di Maros,” ujar Dedi.

Road to Give akan menempuh jarak 10 kilometer dengan rute ke Jalan AP Pettarani, kemudian ke Jalan Urip Sumoharho sampai di Veteran Utara, lalu sampai ke Jalan Andi Djemma. Start dan finish ada di parkiran Hotel Four Points by Sheraton Makassar.

Dedi menjelaskan, donasi yang akan disalurkan nantinya dikumpulkan dari biaya pendaftaran dari hasil registrasi semua pelari. Sebesar Rp225 ribu akan didonasikan.

“Peserta akan sudah mendapatkan finisher medal, refreshment, goodie bag, jersi. Bantuan yang akan diberikan kepada sekolah dari donasi ini seperti meja, bangku, buku. Kami usahakan siswanya juga mendapat bantuan sepatu,” ujar Dedi.

Sementara itu, Sultan selaku Pengelola Sekolah Kolong dan juga Sulawesi Community Foundation (SCF) menyebut jika sekolah yang dikelolahnya itu memberikan sekolah bagi anak yang tidak bersekolah.

“Mereka adalah anak-anak penyadap getah pinus. Akhirnya diinisiasi sekolah dimana saja, kebun, sawah, an akhirnya memutuskan dibawah rumah,” jelas Sultan.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga