SULSELSATU.com, MAKASSAR – Bakal calon gubernur Sulawesi Selatan, Moh Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto, memperkenalkan pendekatan inovatif dalam tim pemenangannya untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024.
Alih-alih menggunakan struktur tradisional dengan ketua tim pemenangan, Danny mengusung konsep “menara” atau markas perlawanan rakyat yang dioperasikan dengan sistem majelis.
Pendekatan ini dirancang untuk memberdayakan komunitas di setiap daerah guna menyusun strategi dan menentukan arah kampanye secara mandiri.
Baca Juga : KPU Sulsel Gelar Pleno Penetapan Andalan Hati Sebagai Gubernur dan Wagub Terpilih
“Kami tidak pakai ketua tim pemenangan. Kami pakai sistem majelis, jadi sistem namanya Menara, Markas perlawanan rakyat. Nanti mereka tunjuk sendiri di setiap daerah kelompok-kelompok komunitas,” ungkap Danny Pomanto saat ditanya tentang struktur tim pemenangannya, Selasa (27/8/2024).
Menurutnya, sistem ini memungkinkan fleksibilitas dan partisipasi langsung dari masyarakat lokal dalam mendukung pencalonannya. Sistem ini pun terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu komunitas dan struktural.
“Yang Quasar ini, pasukan Quasar ini yang struktural yang kemarin saya kumpulkan. Nah ini yang komunitas, yang 600 orang ini,” tambahnya.
Baca Juga : MK Tolak Gugatan Pilgub Sulsel, Jubir Andalan Hati Ajak Semua Pihak Bersatu
Dikatakan Danny, kelompok komunitas ini akan bergerak di daerah-daerah. Beberapa di antaranya seperti Jeneponto, Gowa, Takalar, dan Sinjai, juga direncanakan bakal turut hadir dalam deklarasi yang akan datang.
Tidak hanya menawarkan pendekatan baru, Danny Pomanto juga menegaskan bahwa infrastruktur tim pemenangannya telah siap untuk mengawal kampanye.
“Insyaallah (siap). Pekan lalu saya dengan 303 pasukan setiap kecamatan di seluruh Sulawesi Selatan, kita sudah mulai perkenalan, sudah mulai TOT, sudah terbentuk semua,” jelasnya.
Baca Juga : MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pilgub Sulsel 9 Januari
Sementara itu, dalam hal komunikasi publik, Danny Pomanto juga menyoroti pentingnya memilih juru bicara yang tepat untuk mengartikulasikan visi dan misinya kepada masyarakat.
Hingga saat ini, pihaknya masih mempertimbangkan calon juru bicara yang akan diusulkan oleh partai-partai pengusung.
Danny menegaskan bahwa kriteria utama seorang juru bicara adalah kemampuan berbicara yang baik dan tidak menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat.
Baca Juga : Andalan Hati Siapkan Tim Hukum Sebagai Pihak Terkait di MK Lawan DIA
“Pasti kemampuan berbicaranya. Jangan jadi jubir yang kasih sakit hati terus rakyat,” kelakar Danny.
Mengenai strategi politik, Danny Pomanto memilih untuk tidak menggunakan konsultan politik dalam kampanyenya.
Sebagai tokoh yang sudah berpengalaman, dirinya merasa mampu menangani aspek-aspek strategis kampanye sendiri.
Baca Juga : Jubir DiA: Gugatan Danny-Azhar Resmi Terdaftar di MK
Namun, ia tetap menggandeng konsultan survei untuk memantau perkembangan elektabilitasnya di berbagai wilayah Sulawesi Selatan.
“Tidak ada. Saya sendiri konsultannya. Tapi kalau konsultan survei, jelas. Saya punya 4 surveyor,” ungkapnya.
Dia pun menegaskan bahwa survei-survei tersebut memberikan prospek positif, terutama dalam persaingan head-to-head dengan calon lainnya.
“Survei kita, yang jelas prospeknya karena head to head, terbuka prospek untuk menang,” pungkas Danny Pomanto.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar