Langkah Konkret PT Vale Menuju Masa Depan Rendah Emisi
SULSELSATU.com – PT Vale menunjukkan komitmennya dalam upaya pengurangan emisi dengan berbagai inisiatif nyata. PT Vale turut mendeklarasikan komitmennya pada pelaksanaan Climate Change Conference of the Parties (COP26), di Glasglow pada Agustus 2021.
Komitmen tersebut terkait upaya untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33 persen pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050.
Salah satu pencapaian penting adalah penggunaan 100% tenaga listrik dari tiga PLTA di Sorowako, menjadikan pabrik PT Vale sebagai salah satu yang paling rendah emisi karbon di Indonesia.
Pengurangan emisi juga dilanjutkan di proyek pengembangan Morowali. Dimana smelter akan beralih ke energi bersih melalui pasokan listrik dari gas alam. Langkah ini terbukti mampu menekan emisi GRK serta polusi udara.
Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale Budiawansyah mengatakan, PT Vale mendeklarasikan bahwa tujuan utama adalah mengurangi emisi GRK scope satu dan dua sebesar 33 persen pada 2030 hingga akhirnya mencapai Net Zero Emission pada 2050.
“Di Glasgow (COP 26), kami mendeklarasikan tujuan kami untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” paparnya pada Talkshow Energy Transition For Accelerating NDC 2030 Target pada Jumat (20/9/2024).
Dalam 5 tahun ke depan, PT Vale fokus dalam mengganti reduktor di Kiln menjadi biomassa.
Budiawansyah menyoroti bagaimana PT Vale telah melakukan trial hingga hingga 50 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan di 2024 ini direncanakan akan melakukan long trial 10 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi.
“Saat ini kami telah melakukan trial hingga 50 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20 persen biomassa sebagai burner pada coal mill. Tahun 2024 ini, kami akan melakukan long trial 10 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi,” ungkap Budiawansyah.
“Kita harus kolektif sehingga tujuan 33 persen bisa tercapai” lanjutnya.
Disisi lain, kata Budiawansyah, sebagai kontribusi pada kondisi alam, PT Vale Indonesia melakukan reklamasi lahan bekas tambang sebagai salah satu bukti nyata.
Dia memaparkan, per Agustus 2024, terdapat 3.818 hektar (ha) lahan yang telah direklamasi oleh PT Vale.
Sebagai langkah untuk mengembalikan kondisi lahan setelah aktivitas pertambangan pun PT Vale juga menanam 700.000 bibit per tahun dengan 60 persen adalah bibit pohon endemik seperti Ebony (Diospyros celebica) dan yang sedang dipamerkan adalah Dengen (Dillenia serat).
Selain mereklamasi, PT Vale juga sangat berfokus pada menjaga keseimbangan People, Planet and Profit (3P).
“Keseimbangan ini seperti mengambil kredit untuk anak cucu sembari menyisakan untuk masa depan. Salah satu contohnya adalah dimana PT Vale beroperasi di dekat dengan danau Matano yang merupakan danau yang sensitif dan sumber besar bagi manusia,” terangnya.
Kata Budiawansyah, PT Vale beroperasi dalam tempat yang sensitif yaitu danau Matano, jika salah olah bisa coklat danaunya.
“Tantangan kami adalah jika pengolahan kami tidak baik maka akan merusak lingkungan,”katanya.
Menghadapi tantangan dari berbagai pihak, Budiawansyah menjelaskan, bagaimana PT Vale menyelesaikan Key Programs salah satunya menghilangkan 11 juta liter HSFO menggunakan konversi electric boiler ramah lingkungan nomor satu.
“Selanjutnya adalah mengurangi kadar air dalam bijih, sehingga mengurangi bahan bakar untuk pengering. Ini adalah upaya bagaimana secara teknologi kita menghasilkan energi yg maksimal tetapi tetap ramah lingkungan,” ungkap Budiawansyah dalam pemaparannya.
Selain Key Programs, PT Vale juga mengoperasikan tiga Hydro Plants dengan total investasi lebih dari $1 Miliar yang menjadikan operasi PT Vale sebagai pabrik RKEF dengan intensitas karbon terendah di Indonesia.
“Kami membangun dan mengoperasikan 3 hydro plants dengan total investasi lebih dari $1 Milliar, menjadikan operasi kami sebagai the lowest carbon intensity RKEF Plant di Indonesia,” ujar Budiawansyah.
Selain upaya lingkungan, PT Vale juga aktif dalam memberdayakan komunitas masyarakat lokal di sekitar area operasional. Salah satunya adalah dengan memberdayakan tanaman Dengen yang digunakan sebagai minuman sehat sebagai salah satu upaya binaan ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan perekonomian masyarakat.
“Saya ingin menyampaikan kita memikirkan bukan hanya area tambang, seperti kita melakukan reklamasi laham kritis sejumlah 3.818 hektar. Semoga ini bisa menjadi sedikit insight untuk kita bersama”, tutup Budiawansyah.
Dengan langkah-langkah nyata dan komitmen jangka panjang, PT Vale siap mengambil peran aktif dalam menjawab tantangan perubahan iklim global, menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia dan dunia.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News