Logo Sulselsatu

Bank Indonesia dan Pemerintah Gelar GNPIP Sulampua Jaga Stabilitas Pasokan dan Distribusi Pangan

Sri Wahyu Diastuti
Sri Wahyu Diastuti

Jumat, 27 September 2024 16:30

GNPIP Sulampua 2024. Foto: Istimewa.
GNPIP Sulampua 2024. Foto: Istimewa.

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Daerah menyelenggarakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Tahun 2024.

Gerakan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan pasokan antarwaktu dan mengurangi disparitas harga antardaerah.

GNPIP Sulampua dilakukan melalui berbagai program pengendalian inflasi. Mulai dari peningkatan Kerja sama Antar Daerah (KAD) intra Sulampua dan antarwilayah, pengembangan sistem neraca pangan hingga tingkat Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Sulampua.

Baca Juga : Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 Siapkan Rp12,38 Miliar Uang Layak Edar untuk Lima Pulau 3T

Serta, perluasan program Mini Distribution Center (MDC) atau kios pengendali inflasi di pasar utama secara berkala guna menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi pangan daerah.

Program unggulan ini diusung dalam GNPIP wilayah Sulampua yang mengangkat tema ”Memperkuat Sinergi Dalam Menjaga Stabilitas Pasokan dan Distribusi Pangan” di Gorontalo (26/9/2024).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan, inflasi di Sulampua masih tetap terjaga.

Baca Juga : Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 Bank Indonesia Sulsel Sasar Lima Pulau 3T Kepulauan Selayar

Namun, sebagai wilayah terluas di Indonesia dengan geografis kepulauan, biaya distribusi menjadi salah satu tantangan dalam pengendalian harga terkhusus pada daerah nonsentra produksi.

Ia menjelaskan, sebagian daerah di Sulampua masih mengalami defisit pasokan beras, bawang merah, dan cabai sehingga memerlukan pasokan dari luar daerah, baik dari intra Sulampua maupun dari luar Sulampua.

Kondisi tersebut memengaruhi tingginya disparitas harga antarprovinsi di Sulampua. Selain itu, risiko anomali cuaca dan belum optimalnya sarana prasarana (sarpras) penunjang produksi pangan turut berpotensi meningkatkan risiko volatilitas harga.

Baca Juga : MDA Bersama Balai Latihan Kerja Kabupaten Luwu Tingkatkan Kapasitas Kerja Masyarakat

Oleh karena itu, sinergi dan inovasi pengendalian inflasi dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) perlu terus diperkuat diantaranya untuk mendorong Kerja sama Antar Daerah (KAD) dan perluasan Mini Distribution Center (MDC) atau kios pengendali inflasi.

Lebih lanjut, Deputi Gubernur Destry juga menambahkan, upaya untuk terus mengendalikan inflasi pangan tidak hanya dilakukan pada saat harga komoditas meningkat, namun juga saat harga menurun.

Dimana, program pengelolaan pascapanen dan hilirisasi termasuk peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan di daerah sebagai offtaker perlu terus didorong.

Baca Juga : Kabupaten Gowa Satu-satunya Peraih SAKIP Predikat BB di Sulsel

Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Ferry Irawan mendukung langkah sinergi TPID wilayah Sulampua yang berfokus pada penguatan ketahanan pasokan dan distribusi pasokan pangan.

Beberapa upaya untuk mendorong stabilisasi pasokan pangan antarwaktu melalui program penguatan infrastruktur sarana dan prasarana, revitalisasi Rice Miling Unit (RMU) beras, serta peningkatan kapasitas kelembagaan pada petani dan petugas penyuluh lapangan.

Ferry juga menyampaikan pentingnya penguatan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan sebagai offtaker petani atau distributor untuk memberikan kepastian harga dan stabilitas stok pangan daerah.

Baca Juga : Tingkat Bunga Penjaminan LPS Bertahan di Level 4,25 Persen, Berlaku Hingga Januari 2024

Pada kesempatan yang sama, Pj. Gubernur Gorontalo Mohammad Rudy Salahuddin menyampaikan, GNPIP merupakan bentuk komitmen dan keseriusan kerja sama TPID di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Sulampua.

“TPID Provinsi Gorontalo akan menindaklanjuti hasil Rakor TPIP-TPID wilayah Sulampua melalui sinergi bersama menjaga stabilitas pasokan dan distribusi pangan,” kata Rudy.

Selama 2024, terdapat 31 program perluasan Good Agricultural Practice (GAP) yang dilakukan TPID Sulampua berupa praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan melalui dukungan sarpras pertanian, 19 program hilirisasi produk pertanian, 25 KAD Government to Government dan 23 KAD Business to Business, serta 36 fasilitasi distribusi pangan.

Ke depan, TPID wilayah Sulampua akan terus bersinergi menjaga stabilitas pasokan dan distribusi pangan melalui dua langkah strategis yaitu penguatan pasokan pangan antar waktu dan antar daerah serta peningkatan efisiensi rantai pasok Sulampua untuk mengatasi disparitas harga antar daerah.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Politik16 Oktober 2024 22:19
Fatmawati Rusdi Dikenal Peduli Isu Perempuan dan Kelompok Rentan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Fatmawati Rusdi dinilai sebagai sosok yang sangat concern dengan isu perempuan. Menurut Sekretaris Forum Alumni HMI W...
Video16 Oktober 2024 21:56
VIDEO: Pendaki Alami Insiden di Gunung Gandang Dewata Berhasil Dievakuasi
SULSELSATU.com – Pendaki yang mengalami trouble saat perjalanan turun gunung berhasil dievakuasi. Kejadian ini terjadi di Gunung Gandang Dewata,...
Ekonomi16 Oktober 2024 21:32
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, OJK Sulselbar Sudah Edukasi 133.005 Masyarakat Tahun Ini
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar sejak Januari sampai dengan Agustus 2024 berhasil mengedukasi 133.005 orang....
Aneka16 Oktober 2024 20:24
BYD Haka Auto Tawarkan Dua Pilihan Solusi Charging Bagi Konsumen
Mendukung transisi kendaraan listrik di Indonesia, setiap dealer BYD Haka Auto menyediakan dua pilihan solusi home charging yang fleksibel bagi konsum...