SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sebanyak enam sekolah di Kota Makassar berhasil meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri, salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Presiden untuk sekolah yang peduli lingkungan, sehat, bersih, serta memiliki lingkungan yang indah.
Enam sekolah tersebut adalah UPT SPF SDN Mangkura 2, UPT SPF SD Inpres Malengkeri Bertingkat, UPT SPF SDN Borong, UPT SPF SD Inpres Unggulan BTN Pemda, SMK Kehutanan Negeri Makassar, dan UPT SPF SDN Rappocini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin, mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah tersebut sebelumnya telah meraih Adiwiyata Nasional, dan kini berhasil mencapai puncak penghargaan dengan meraih Adiwiyata Mandiri.
“Jadi sekolah Adiwiyata Mandiri ini tahun kemarin sudah mendapatkan Adiwiyata Nasional. Adiwiyata Mandiri itu puncaknya, itulah penghargaan tertinggi yang diberikan Presiden RI,” ujar Muhyiddin saat dihubungi Sulselsatu, Minggu (29/9/2024).
Lebih lanjut, Muhyiddin juga menyampaikan bahwa sebanyak 10 sekolah di Makassar juga naik kelas meraih penghargaan Adiwiyata Nasional tahun ini.
Sekolah-sekolah tersebut antara lain SD Kristen Methodist, UPT SPF SD Inpres Banta Bantaeng, UPT SPF SD Inpres Hartaco Indah, UPT SPF SD Inpres Tamajene, UPT SPF SD Inpres Tamangapa, dan UPT SPF SDN Balang Baru 1.
Kemudian UPT SPF SDN Komp Sambung Jawa, UPT SPF SDN Sudirman II, UPT SPF SDN Tanggul Patompo II, dan UPT SPF SMPN 2 Makassar juga berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.
Muhyiddin menambahkan, pencapaian ini merupakan bagian dari visi dan program Wali Kota Makassar, yang mencanangkan bahwa semua sekolah di Makassar harus berstatus Adiwiyata.
“Kita berangkat dari program Wali Kota Makassar yakni 18 regulasi pendidikan, salah satunya adalah semua sekolah harus Adiwiyata,” jelasnya.
Namun, Muhyiddin mengakui bahwa tantangan masih ada. Tidak semua sekolah di Makassar memenuhi kriteria Adiwiyata, terutama sekolah-sekolah yang memiliki area kecil.
Meski demikian, Dinas Pendidikan Kota Makassar terus berupaya agar seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, dapat berbasis lingkungan.
“Belum semua sekolah di Makassar memenuhi kriteria, ada yang kecil areanya, tapi semua ini kita usahakan bagaimana sekolah di Makassar berbasis lingkungan,” tambah Muhyiddin.
Setiap tahunnya, Dinas Pendidikan Kota Makassar mendaftarkan seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk mengikuti proses penilaian Sekolah Adiwiyata.
Meski tidak semua sekolah bisa menjadi juara, harapannya adalah seluruh sekolah di Makassar berpartisipasi dan menjadi bagian dari gerakan lingkungan ini.
“Setiap tahun kita minta semua sekolah secara keseluruhan untuk ikut mempersiapkan sekolahnya. Kita ikutkan semua secara keseluruhan untuk mulai di tingkat kota. Seluruh sekolah dilibatkan, cuman ada nanti kriteria untuk penilaian juara. Tidak semua jadi juara, tapi kita mau semua sekolah di Makassar itu Adiwiyata,” pungkasnya.
Sekolah Adiwiyata sendiri adalah sekolah yang telah menerapkan sistem untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Program ini dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Penghargaan Adiwiyata dibagi dalam empat kategori, yakni penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota yang diberikan oleh Bupati/Wali Kota, penghargaan Adiwiyata Provinsi yang diberikan oleh Gubernur, Adiwiyata Nasional yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Adiwiyata Mandiri, penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Presiden. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar