SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mencatatkan kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua tetap tumbuh secara year on year (yoy).
Perbankan tetap menunjukkan kinerja positif dan stabilitas yang terjaga, meskipun saat ini perekonomian dunia sedang menghadapi tantangan perlambatan.
Pertumbuhan positif ini terlihat dari kinerja yang solid di sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB).
Baca Juga : Penyaluran KPR di Sulsel Hingga September 2024 Mencapai Rp27,09 Triliun, Tumbuh 15,58 Persen
OJK Sulselbar merilis, posisi Agustus 2024, total aset tumbuh sebesar 5,65 persen mencapai Rp534 triliun, DPK tumbuh 5,55 persen mencapai Rp339 triliun.
Kepala OJK Provinsi Sulselbar Darwisman mengatakan, sementara itu, penyaluran kredit juga tumbuh sebesar 8,79 persen mencapai Rp424 triliun.
“Adapun tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,97 persen dengan Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di angka 2,55 persen,” kata Darwisman dalam siaran resmi OJK Sulselbar, Selasa (8/10/2024).
Baca Juga : Perkuat Litersi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar Sudah Edukasi 186.585 Peserta Lewat 1.762 Kegiatan
Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi Juli 2024 yaitu sebesar 38,39 persen (yoy) atau mencapai 904.514 SID.
Hal ini kata Darwisman, menjadi indikasi kuat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap investasi di pasar modal tetap terjaga. Instrumen investasi masih didominasi oleh Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi.
Perkembangan industri keuangan non-bank (IKNB) di wilayah Sulampua juga turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi Juli 2024 (yoy). Tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tumbuh sebesar 13,30 persen menjadi Rp42,70 triliun, total pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 5,27 persen menjadi Rp692 miliar.
Baca Juga : Masyarakat Sulsel Semakin Melek Investasi, Jumlah SID Naik 29,62 Persen Posisi September 2024
Pembiayaan yang disalurkan pergadaian tumbuh sebesar 58,96 persen menjadi Rp16,48 triliun dan total outstanding pinjaman fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 56,55 persen menjadi Rp4,12 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,46 persen.
Selain itu, total aset dana pensiun pada posisi Juli 2024 sebesar Rp3,69 triliun juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,96 persen sedangkan pada perusahaan penjaminan, outstanding penjaminan tumbuh 12,83 persen dengan nilai mencapai Rp879 miliar.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar