Logo Sulselsatu

Prinsip 3P Jadi Acuan PT Vale Wujudkan Transisi Energi yang Berkeadilan

Sri Wahyu Diastuti
Sri Wahyu Diastuti

Selasa, 08 Oktober 2024 10:48

Chief Human Capital Officer (CHCO) PT Vale Adriansyah Chaniago saat jadi pembicara dalam diskusi di Makassar. Foto: Istimewa.
Chief Human Capital Officer (CHCO) PT Vale Adriansyah Chaniago saat jadi pembicara dalam diskusi di Makassar. Foto: Istimewa.

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Nilai penting yang dipegang teguh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dalam bisnis pertambangannya yakni People, Planet dan Profit (3P) disampaikan Chief Human Capital Officer (CHCO) PT Vale Adriansyah Chaniago saat menjadi pembicara dalam diskusi terkait peran pengusaha dalam membangun perekonomian Sulsel.

Diskusi dengan subtema ‘Sinergi Pengusaha dan Pemerintah Menghadapi Transisi Energi yang Berkeadilan’ digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel di Claro Makassar.

Sektor pertambangan dan industrinya harus berjalan dengan mengikuti prinsip-prinsip berkeadilan. Tambang harus memberi manfaat untuk manusia, masa depan dan profit yang dihasilkan juga digunakan untuk melestarikan lingkungan.

Baca Juga : Transformasi Komunitas Dorong Keberlanjutan: PT Vale Indonesia Raih Subroto Award 2024

Dalam diskusi yang dipandu Wartawan Senior Andi Suruji itu, Adriansyah mengungkapkan, keadilan dalam industri pertambangan bisa terjadi jika menjalankan konsep sustainability.

“Kita sejak dulu sudah punya prinsip 3P yakni People, planet and profit. Selain kejar profit, kita harus perhatikan people dan planet, atau lingkungan sebelum fokus ke ekonomi. Kalau kita terapkan ketiganya, maka prinsip keadilan bisa kita dapatkan,” ungkap Adriansyah.

Dia menjelaskan, demi mewujudkan transisi energi yang berkeadilan itu, PT Vale telah menggunakan energi hijau berupa tiga pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas total 365 Megawatt.

Baca Juga : Patuhi Regulasi SFR, PT Vale IGP Pomalaa Terapkan Sistem Pengadaan Terpadu

“Energi dari tiga pembangkit ini digunakan untuk industri yang bisa menghasilkan sekitar 70 ribu ton nikel matte (rata-rata per tahun). Hanya saja, tantangannya adalah belum tentu power plan seperti itu (PLTA) ada di semua daerah,” ungkap Adriansyah.

Menurut Ardiansyah, mining adalah sektor yang paling banyak membutuhkan energi dan lebih banyak menghasilkan limbah, karena aktivitasnya berada pada fase upstream.

“Misalnya, nikel yang kita olah ini jenis laterite, kandungan nikelnya sekitar 1,7 atau 1,8 persen. Sisanya menjadi limbah. Berbeda dengan industri yang berada di downstream, seperti pabrik kendaraan EV, baterai, itu limbahnya lebih sedikit,” jelasnya.

Baca Juga : Tertib Frekuensi, PT Vale IGP Pomalaa Raih Penghargaan Loka Monitor SFR Kendari

Karena itu, untuk mewujudkan industri pertambangan mineral menjadi adil, maka harus menjalankan prinsip-prinsip sustainable atau keberlanjutan.

Adriansyah merinci bagaimana PT Vale menjalankan nilai-nilai People, Planet and Profit.

Misalnya dengan menghormati bumi, PT Vale tetap menjaga kejernihan Danau Matano di dekat area operasi selama lebih dari 50 tahun terakhir.

Baca Juga : Kepemimpinan CEO PT Vale Febriany Eddy Kembali Diakui, Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Asia

Tak sampai disitu saja, PT Vale juga melakukan rehabilitasi lahan hutan secara progresif di dalam dan di luar area konsesi, yang luasnya 3 kali lipat dari total bukaan lahan eksplorasi perusahaan.

Aksi penghijauan di luar area konsesi dilakukan dengan melakukan reforestasi di 17 daerah di Sulsel, 6 daerah di Sulawesi Tenggara, 2 Daerah di Sulawesi Tengah, 3 daerah di Jawa Barat dan 2 Daerah di Bali.

Upaya PT Vale tersebut mendapat pengakuan berupa Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Penghargaan Good Mining Practices dari Kementerian ESDM.

Baca Juga : Komitmen Hidup Berdampingan dengan Masyarakat, PT Vale Lakukan Program Pemberdayaan

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi pertambangan Indonesia (IMA) Hendra Sinadia mengungkapkan, harus diakui pertambangan adalah sektor yang selama ini membuat ekonomi Indonesia tetap bertahan saat berada di masa sulit.

Ketua Komite Tambang dan Mineral Apindo Bidang ESDM ini menjelaskan, saat zaman covid-19 misalnya, sektor tambang tetap tumbuh dan menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi berkelanjutan.

“Waktu krisis keuangan global tahun 2008, banyak negara yang defisit keuangan. Indonesia tidak defisit, karena sektor tambang,” ungkap dia.

Hendra juga menjelaskan, kue pendapatan hasil tambang untuk negara dalam bentuk pajak, PNBP, royalti, bagi hasil, persentasenya sangat besar.

“Berapa besar sih kue bagi hasil tambang ini ke pemerintah? kalau dari hasil survei yang pernah kita lakukan beberapa tahun lalu, itu besarannya 65 persen ke pemerintah. Bahkan sekarang bisa jadi 70-75 persen,” ungkap dia.

Belum lagi, berbagai aksi perusahaan tambang yang membangun infrastruktur pendukung.

“Saya ingat, waktu masih zaman INCO, perusahaan INCO bangun jalan, jembatan, bendungan hingga bandara. Kita bisa bayangkan, saat itu, saat infrastruktur jalan di daerah belum memadai, tapi jalanan di Sorowako sudah mulus,” ungkapnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Tokoh13 Oktober 2024 22:38
Pemuda Bone Bolango Kritik Program Sapi Paslon IRIS, Soroti Ketidaksesuaian dengan Fiskal Daerah
SULSELSATU.com – Suasana politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo semakin memanas. Pemuda Bone Bola...
Lifestyle13 Oktober 2024 20:41
Seribu Pelari Ramaikan Kalla Run 2024 Rangkaian HUT KALLA ke-72
Kalla Run 2024 sukses diikuti seribu pelari. Peserta melewati jarak 7.2 kilometer sesuai usia KALLA ke-72 tahun....
Makassar13 Oktober 2024 19:39
Wakil Ketua DPD RI Sambangi Rujab Rektor UNM, Bahas Sinergi Almuni Untuk Pembangunan Bangsa
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Lawatan Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung ke Sulawesi Selatan dimanfaatkan untuk bersilaturahmi ke sejumlah tokoh bai...
Adventorial13 Oktober 2024 19:39
Workshop LKLB di Makassar: Perkuat Kebebasan Beragama dan Supremasi Hukum
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dalam upaya memperkokoh kebebasan beragama dan supremasi hukum di Indonesia, Institut Leimena berkolaborasi dengan Di...