SULSELSATU.com, BAKAUHENI – UMKM di Bakauheni, Lampung, kini merasakan dampak positif dari program pemberdayaan BRI. Salah satu contoh nyata adalah usaha keripik pisang “Njik Njik” milik Riki Junaidi yang memanfaatkan pisang melimpah di daerah tersebut sebagai bahan baku oleh-oleh khas Lampung.
Sejak memulai usaha pada 2015, Riki menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam pemasaran. Namun, dengan dukungan dari BRI, usahanya kini berkembang pesat.
Riki melihat potensi besar pada melimpahnya pisang di wilayah Bakauheni. Pisang, yang menjadi salah satu hasil alam utama daerah tersebut, menjadi pilihan bahan baku bagi usaha keripiknya.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
Keripik pisang telah lama menjadi oleh-oleh khas Lampung yang digemari wisatawan. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Bakauheni selalu mencari di mana bisa membeli keripik pisang yang khas. Riki menjadikan peluang ini sebagai dasar pengembangan bisnisnya.
Namun, perjalanan Riki dalam mengembangkan “Njik Njik” tidak semulus yang dibayangkan. Pada awal usahanya, ia mengalami kendala dalam memasarkan produknya. Ia mengatasi masalah ini dengan memberikan sampel keripik secara gratis kepada masyarakat sekitar selama tiga bulan.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa produknya dapat diterima dengan baik oleh konsumen sebelum diluncurkan secara resmi. “Kami ingin memberikan pengalaman rasa yang maksimal kepada masyarakat sebelum benar-benar menjualnya,” ujar Riki.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Tidak hanya tantangan pemasaran, Riki juga menghadapi kesulitan dalam hal sumber daya manusia (SDM). Untuk mengatasi hal ini, ia mulai merekrut tetangga sekitar untuk dilatih menjadi tenaga kerja di usahanya. Pelatihan yang diberikan mencakup cara pengolahan keripik, mulai dari pemilihan pisang hingga pengemasan.
Penjualan awal dilakukan dengan menitipkan produknya di warung-warung kecil sekitar, sehingga konsumen dapat dengan mudah menemukan keripik pisang “Njik Njik”.
Keunikan produk keripik pisang “Njik Njik” terletak pada proses penggorengannya yang dilakukan hingga tiga kali. Proses ini menciptakan tekstur renyah dan cita rasa yang berbeda dibandingkan produk sejenis di pasaran.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Dengan keunikan tersebut, produk ini mulai mendapatkan tempat di hati konsumen, baik lokal maupun wisatawan. Kini, usaha Riki berkembang pesat dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Tidak hanya mengandalkan keunikan produk, kesuksesan usaha Riki juga tidak terlepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh BRI melalui program pemberdayaan UMKM. BRI memberikan berbagai fasilitas kepada pelaku usaha mikro, termasuk akses pembiayaan, pelatihan manajemen usaha, hingga peluang untuk mengikuti pameran dan bazar.
“BRI banyak membantu kami, mulai dari pemberian modal usaha hingga mengikutsertakan kami dalam bazar dan pameran untuk memperluas pasar,” ungkap Riki.
Baca Juga : Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Salah satu program yang sangat membantu UMKM seperti Riki adalah Bazaar UMKM BRILiaN, sebuah inisiatif dari BRI yang bertujuan untuk memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM ke berbagai wilayah di Indonesia.
Program ini rutin diadakan sejak 2021 dan telah menjadi platform efektif untuk mempromosikan produk-produk unggulan dari berbagai daerah. Pada penyelenggaraan terbarunya, Bazaar UMKM BRILiaN digelar di Area Taman BRI, Jakarta, pada Jumat (18/10/2024), dan menampilkan berbagai produk unggulan seperti keripik pisang, salak, durian, serta aneka buah dan hasil bumi lainnya.
Muhammad Candra Utama, Senior Executive Vice President (SEVP) Ultra Mikro BRI, menjelaskan bahwa bazaar ini merupakan salah satu cara BRI dalam mendukung UMKM untuk tumbuh lebih besar dan lebih kuat.
Baca Juga : Dirut BRI Dinobatkan Sebagai ”The Best CEO” untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
“Bazaar UMKM BRILiaN ini menjadi wadah promosi bagi produk-produk unggulan yang memiliki potensi besar dari daerah mereka. Kami ingin memastikan produk-produk ini bisa dikenal di seluruh Indonesia dan membantu pelaku usaha meningkatkan penjualan mereka,” kata Candra.
Selain membantu promosi dan perluasan pasar, program pemberdayaan BRI juga memberikan manfaat dalam bentuk literasi keuangan dan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM.
Para pelaku usaha mendapatkan pendampingan intensif dari Mantri BRI, yang berperan sebagai relationship manager di segmen mikro. Mantri BRI mendampingi pelaku usaha dalam pengelolaan keuangan dan memberikan saran-saran untuk meningkatkan skala usaha mereka.
“Melalui program seperti ini, BRI ingin memastikan bahwa para pelaku UMKM dapat naik kelas dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi persaingan pasar,” tambah Candra.
Bagi Riki Junaidi dan UMKM lainnya di Bakauheni, program-program BRI ini memberikan harapan besar untuk terus mengembangkan bisnis mereka. Riki berharap dapat terus terlibat dalam berbagai pelatihan, bazar, dan pameran yang diadakan BRI untuk mendukung kemajuan UMKM-nya.
“Kami sangat terbantu dengan berbagai program BRI. Kami berharap usaha kami bisa lebih maju dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Riki penuh optimisme.
Dengan dukungan dari BRI, UMKM seperti keripik pisang “Njik Njik” di Bakauheni dapat terus tumbuh dan berkembang, membawa produk khas daerah mereka ke panggung nasional, bahkan internasional.
Inisiatif BRI dalam memberdayakan UMKM menjadi bukti nyata kontribusi perbankan dalam membangun ekonomi kerakyatan yang lebih kuat dan berdaya saing.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar